Didiklah anak sesuai zamannya memang bukan slogan semata, Ayah dan Bunda. Ingatkah dulu, saat televisi baru saja keluar, saluran televisi masih terbatas dan orang tua kita sangat memberikan batasan agar tidak terlalu banyak nonton televisi. Nasihat mereka tentu benar saat itu, khawatir mata kita rusak, khawatir yang ditonton tidak benar, khawatir anak tidak bermain di luar. Tentu orang tua menyarankan hal tersebut karena saat mereka kecil dulu tidak ada televisi sehingga kehadiran televisi dianggap aneh dan mengancam perkembangan anak. Waktu berjalan, teknologi semakin melaju pesat. Apa yang dikhawatirkan oleh orang tua kita berulang ke kita dengan alat yang berbeda. Orang akan mengkhawatirkan apa yang tidak kita kuasai dan tidak pernah kita alami.
Namun khawatir kita pun tidak salah kok Ayah dan Bunda. Kita boleh sekali khawatir dengan perkembangan teknologi yang berbeda dengan jaman kita dulu. Meski kita mesti tetap perlu memperkenalkan anak dengan teknologi, kita juga perlu pendampingan maksimal ke anak karena ada beberapa hal yang masih perlu kontrol penuh orang tua. Apa sajakah itu?
Pertama adalah privasi atau ruang privat. Anak-anak tidak terlalu memahami apa itu ruang privat, meski komunikasi mudah namun sebetulnya ada ruang privat yang mesti dijaga. Misal ajarkan anak untuk tidak mengirim gambar dirinya, apa yang boleh dikirim dan tidak boleh dikirim. Komunikasi memang mudah, kita bisa mengirim pesan detik itu juga terbaca, bisa membuat janji dengan mudah, bisa bercerita dengan cepat namun tetap anak mesti punya batasan mana yang boleh dikirim mana tidak.
Kedua, sampaikan bahwa tidak semua informasi di digital bisa Si Kecil percaya. Ada berita bohong, ada rayuan, ada ajakan. Buat batasan untuk tidak merespon orang yang tidak dikenal atau sampaikan ke orang tua telepon, email atau komunikasi dari orang yang tidak dikenal. Berita bohong bukan hal yang asing dan Si Kecil sudah semestinya diajak diskusi mengenai hal tersebut.
Ketiga yang paling penting namun tidak pernah diajarkan adalah mengenai cyber bullying atau perundungan di social media. Misal Si Kecil yang sudah beranjak remaja memposting sesuatu, tidak semua orang bisa memberikan komentar positif, ada yang merundung dan tidak suka. Bagaimana kemudian ia menyikapi hal tersebut perlu sekali diajarkan dalam kehidupan nyata. Anak mesti diajarkan menerima cacian namun tidak mencaci. Anak juga mesti diajarkan menerima perbedaan, baik agama, suku, warna kulit dan lain sebagainya. Internet adalah jendela dunia dimana kita bisa dengan mudah melihat perbedaan, dengan demikian peran kita sejak anak mengenal teknologi ajarkan cara menghargai perbedaan.
Menarik ya, Ayah dan Bunda. Kita tidak boleh menolak kehadiran teknologi karena kelak anak – anak kita akan tumbuh bersama dengan teknologi. Di satu sisi kita juga mesti mendampingi mereka berkenalan dengan dunia teknologi agar tidak salah langkah dan tidak salah jalan.
Sumber:
Editor.What are the challenges that come with parenting. https://www.eset.com/blog/consumer/what-are-the-challenges-that-come-with-parenting-in-a-connected-world-2/ (Diakses 24 Maret 2023)
Arochi Achwal. Parenting and Technology challenges. https://parenting.firstcry.com/articles/parenting-and-technology-challenges-and-suggestions-for-parents-in-the-digital-age/(Diakses 24 Maret 2023)