Teknik Pemberian Makan Bayi

 

Setelah mencari-cari resep untuk persiapan MPASi (Makanan Pendamping ASI) bagi si Kecil, Ayah dan Bunda jangan lupa untuk mempelajari tehnik pemberian makan yang tepat untuknya. Jika melihat belakangan ini di sosial media, ada beberapa tehnik pemberian makan anak. Ada yang anaknya masih rutin makan disuapi oleh orang tua nya ada pula yang tampaknya sangat mandiri sudah bisa makan sendiri padahal usianya baru 6 bulan. Salah satu metode yang disarankan oleh WHO-UNICEF adalah tehnik pemberian makan aktif/responsif.

Responsive feeding atau pemberian makan Aktif /responsif adalah metode pemberian makan anak yang tidak hanya fokus pada komposisi nutrisinya tetapi juga pada proses makan itu sendiri. Makan dengan siapa, kapan dan dimana adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan pada metode ini. Dalam hal ini pendampingan orangtua sangatlah penting untuk menciptakan suasan makan secara aktif dengan menyuapi sambil membahas makanan bersama si Kecil. Dalam proses makan ini orang tua juga dapat menyaksikan langsung, reaksi anak terhadap makanan-makanan yang disajikan, apakah dirinya menikmati atau belum siap.

Peranan orang tua dalam responsive feeding ini amat penting terutama untuk mendorong anak untuk mencoba tetapi tidak boleh memaksa. Jangan lupa ya Ayah Bunda, di fase-fase awal MPASI, si Kecil sebenarnya sedang belajar akan banyak hal. Dia belajar cara makan , mencicipi rasa dan tekstur baru serta belajar mengunyah atau menelan makanan baru selain ASI. Sabar adalah kunci apalagi ketika Ayah dan Bunda menghadapi penolakan dari si Kecil. Jangan lupa untuk menyiapkan variasi makanan. Jika anak tampak menolak atau tidak menyukai menu yang disajikan, Ayah dan Bunda sudah memiliki alternatif menu lainnya.

Berikut adalah 5 prinsip pemberian makan Aktif/Responsif (responsive feeding)

1. Menyuapi langsung atau membantu anak makan sendiri

Fokus utama tidak hanya pada komposisi makanannya, tetapi juga elemen lain yang menciptakan proses makan menyenangkan seperti memberikan kontak mata dan senyuman untuk si Kecil.

2. Memberi makan secara perlahan, sabar dan tidak memaksa

Sabar adalah kunci kesuksesan. Ayah dan Bunda dapat mendorong anak untuk makan tetapi tidak boleh memaksa. Anak diajarkan untuk mencintai dan merasa nyaman pada proses makan.

3. Merespon terhadap penolakan makan dari si Kecil

Jika anak menolak, mungkin Ayah dan Bunda dapat memberikan variasi makanan lain atau menyusun makanan agar tampak menarik.

4. Memberikan makan di lingkungan yang aman

Sebisa mungkin ciptakan momen makan bersama keluarga agar merasa nyaman dan selain itu kebersamaan ini akan meningkatkan perkembangan kognitif , sikap dan psikomotorik si kecil.

5. Waktu makan adalah waktu belajar dan mengasihi

Berinteraksilah dengan anak selagi makan. Hindari gangguan atau distraksi dari gawai (gadget), TV. Ciptakan kualitas kebersamaan saat makan dengan si Kecil.

Hindari banyak hal yang dapat mengganggu perhatian bayi seperti suara bising.  Saat memberi MPASI sama seperti menyusui yaitu kontak mata dan sentuhan, meningkatkan bonding/kedekatan dan cinta, tataplah mata anak, ajaklah berbicara, sampaikan apa saja makanan tersebut, warnanya dan lain sebagainya.

Sumber:

Tanoto Foundation , Parenting Module

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.