Tips Menghadapi Balita Frustasi

 
Frustasi adalah emosi yang terjadi dalam situasi di mana seseorang terhalang untuk mencapai yang diinginkan.

Ayah Bunda pasti seringkali merasa kesulitan menghadapi frustasi Si Kecil. Apa yang terjadi dengannya dan apa yang harus dilakukan untuk bisa menenangkan Si Kecil menjadi pertanyaan besar untuk setiap orang tua dengan anak balita. Hari-hari menjadi medan pertarungan antara orang tua dan Si Kecil.

Frustasi adalah emosi yang terjadi dalam situasi di mana seseorang terhalang untuk mencapai yang diinginkan. Setiap kali kita mencapai salah satu tujuan kita, kita merasa senang dan setiap kali kita terhalang untuk mencapai tujuan kita, kita mungkin menyerah menjadi tersinggung, jengkel, dan marah. Biasanya, semakin penting hal yang ingin didapat maka akan semakin besar frustrasi dan kemarahan yang dihasilkan.

Begitu juga yang terjadi pada Si Kecil, rasa frustasi yang dirasakan olehnya karena ada keinginan yang tidak tercapai. Jangankan anak kecil, orang dewasa saja masih suka bergelut dengan rasa frustasi. Sementara anak balita akan lebih berpotensi frustasi karena masih belum mampu mengkomunikasikan apa yang ia mau dengan sempurna dan mudah dipahami orang dewasa. Si Kecil juga belum mampu mengolah sesuatu, memikirkan, bertanya kembali pada dirinya apakah yang ia inginkan perlu atau tidak karena otaknya masih belum berkembang dengan sempurna.

Hal yang pertama mesti Ayah Bunda lakukan adalah ajarkan Si Kecil mengenali emosi yang terjadi pada dirinya dan ajarkan Si Kecil untuk mengekspresikannya. Penting bagi anak-anak khususnya sejak balita untuk menyadari bagaimana mereka berpikir dan merasakan ketika segala sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan mereka.

Mengekspresikan emosi ini membantu anak-anak menghindari sikap agresif atau kebencian pada situasi sekitar. Saat anak nangis, marah, mengamuk, Ayah Bunda hendaknya membantu ia mengenali emosi dengan memberikan label emosi yang sesuai. Misalnya dengan mengatakan “Adek kesel, ya? Adek marah, ya balok kayunya tidak bisa disusun?” Lalu tetap berada di sampingnya, sambil menatap atau memeluknya dan berkata, “Iya, Ayah/Bunda mengerti kalau Adek lagi kesal.”

Tidak perlu dialihkan seperti mengajaknya melihat burung, melihat cicak dan lainnya. Ikuti saja perasaannya. Jika emosinya sudah selesai Ayah Bunda bisa mengajaknya bicara, mengenai bagaimana perasaannya. Anak yang terbiasa berkenalan dengan emosinya akan mempermudah ia untuk mengelola yang ia rasakan dikemudian hari.

Kemudian, Ayah Bunda bisa melakukan hal selanjutnya yaitu membantu anak mengenali penyebab rasa frustasi. Balita biasanya frustasi saat mengantuk, lapar atau keinginannya tidak dipenuhi. Saat anak sudah mulai tenang Bunda bisa bantu anak mengidentifikasi dan membantu mencari solusi jika suatu hari ia merasakan hal yang sama. Bunda bisa bilang, “Oh Adek lapar, ya. Iya kalau lapar lain kali Adek bilang sama Ayah/Bunda, ya. Kita lalu siapkan makanan bersama ya.”

Memang pada anak yang belum lancar berbicara akan sulit sekali menyampaikan apa yang ia inginkan, maka di sinilah peran penting Ayah Bunda untuk menerjemahkan perasaan si Kecil dan menyebutkan sumber beberapa hal yang mungkin menjadi sumber rasa frustasinya. Pembiasaan ini akan menjadi proses belajar yang sangat penting bagi si Kecil untuk mengelola emosi kelak.

Ketiga dan paling penting adalah konsistensi dan batasan. Ayah Bunda mesti memiliki konsistensi dalam menghadapi balita yang frustasi. Tips di atas mesti dilakukan dengan konsisten, terus menerus dan stabil. Tidak ada respon yang lebih baik dibandingkan dengan konsistensi sikap dari orang tua. Kalau hari ini Ayah Bunda mampu bersabar untuk mendengarkan Si Kecil tanpa intervensi, besok Ayah Bunda marah-marah dengan mengatakan, “Bisa diam gak, Dek? Kok cengeng sih, Dek.” Tentu anak akan bingung perilaku apa yang semestinya dia lakukan. Sesekali ia merasa dipahami, sesekali ia merasa ditolak. Orang tua mesti belajar taat pada diri sendiri dalam menerapkan aturan agar anak lebih cepat memahami dan menyerap nilai pengasuhan yang dilakukan orang tua dengan tepat.

Bagaimana mudah kan Ayah Bunda? Selamat mencoba, ya, Ayah Bunda.

Sumber :

Psychologistanywhere.https://www.psychologistanywhereanytime.com/emotional_problems_psychologist/pyschologist_frustration.htm

Misshumble.com.Teaching Kids How to Handle Frustration: A Step-by-Step Guide. www. misshumblebee.com/blog/index.php/teaching-kids-handle-frustration-step-step-guide/

1 komentar

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.