Usia 4 – 5 Tahun, Si Kritis yang Banyak Cerita

 

Berbicara mengenai perkembangan bahasa mungkin selama ini kita berpikir semua anak pasti bisa bicara dan menggunakan bahasa, kok. Ternyata mempelajari bahasa tidak hanya proses biologis dan kapasitas kognitif, atau sederhananya bahasa itu bukan sekedar didapat dari sananya. Bahasa itu sangat membutuhkan interaksi yang komunikatif dan banyak dari lingkungan sekitar. Jika kita ingin Si Kecil punya banyak kosa kata, mudah diajak bicara, maka semua tergantung lingkungan apakah memberi stimulus yang banyak. Si Kecil yang memiliki keterbatasan dalam kontak sosial, anak yang terisolasi dari kehidupan yang banyak bicara misal anak yang tinggal di suatu wilayah dengan interaksi terbatas dan juga anak yang terlalu banyak terekspos tayangan televisi terlalu banyak akan menunjukkan kemampuan bahasa yang tidak berkembang dengan baik.

Si Kecil yang berusia 4 – 5 tahun jika terstimulus dengan baik semestinya perkembangan bahasanya sudah tidak ada keterlambatan, ya, Ayah dan Bunda. Pengucapan Si Kecil hampir seluruhnya bisa dipahami. Ukuran sederhana untuk melihatnya adalah jika Si Kecil dapat menjawab dan menjelaskan dengan tepat saat diberi pertanyaan mengenai apa yang dilakukannya kalau dia lelah atau lapar. Si Kecil juga sudah dapat membicarakan kejadian atau kegiatan yang dialami orang lain yang tidak di sekitarnya. Misal Si Kecil menceritakan kisah di sekolah, apa yang ia lihat setelah menonton sesuatu kepada Ayah dan Bunda. Maka respon dan tanggapi Si Kecil agar ia menceritakan lebih banyak lagi, “Begitu, ya. Oh, lalu apa lagi yang dibilang temanmu?”

Bicara bahasa tidak lepas dari buku bacaan, dari media ini lah perkembangan bahasa anak akan meningkat pesat. Buku tidak hanya tentang membaca saja, Ayah dan Bunda. Si Kecil yang berusia 4 tahun secara umum dapat belajar untuk mengenali huruf abjad, dapat menghubungkan peristiwa yang terjadi dalam buku dengan kehidupan nyata, memahami bahwa sebuah cerita berbeda dari catatan biasa, Si Kecil sudah memahami di buku ada cerita dan imajinasi. Si Kecil sudah mampu berpura-pura menulis atau menggambar meski coretan yang dihasilkan masih belum tampak teratur. Si Kecil sebagian di usia ini sudah masuk taman kanak-kanak, banyak bertemu buku baik di rumah dan sekolah, usia ini ia mengetahui letak judul buku dan pengarang buku. Ia juga mampu menelusuri tulisan yang tercetak ketika dibacakan buku yang dikenalinya, dapat menyebutkan hampir semua huruf, dapat mengenali dan mengeja kata-kata sederhana, secara spontan bertanya tentang kejadian yang ada dalam cerita di buku.

Sedangkan dalam konteks bicara, kita amati perkembangan bahasa Si Kecil dengan catatan berikut. Dalam hal kalimat ia semestinya bisa menggunakan kalimat yang rumit, misal, “Kelinci itu sudah pergi sebelum aku pegang.” Terlihat mudah, ya namun buat Si Kecil usia ini bisa mengatakan ini keren sekali, loh Ayah dan Bunda. Si Kecil juga sudah dapat menggunakan kata kerja bentuk lampau atau aktivitas yang telah selesai dilakukan seperti, “Tadi Bunda mandi, Ayah sudah pulang kerja tadi.”

Untuk menjaga Si Kecil, Ayah dan Bunda juga sudah dapat membekali Si Kecil dengan nama anggota keluarga dengan lengkap. Siapa nama Ayah dan Bunda, Kakak serta Adik. Beberapa anak juga sudah dapat menghafal nomor telefon Ayah dan Bunda. Si Kecil sudah dapat memahami pertanyaan siapa dan mengapa, “Jika ada yang mengajakmu tiba-tiba katakan saja kamu siapa.” Kita bisa bekali kemajuan perkembangan bahasa ini ke Si Kecil, ya Ayah dan Bunda.

Sumber :

Allen, K. E., & Marotz, L. R. (2010). Developmental profiles: Pre-birth through twelve. Clifton Park, NY: Thomson/Delmar Learning.

McCartney, K., Phillips, D. E. J., & Pick, A. D. (2006). Early childhood development.. Blackwell Publishing.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.