Saat seorang bayi lahir, selain memberikannya ASI, ada hal lain yang penting dilakukan, yaitu pemberian vaksin. “Vaksin” sendiri merupakan sebuah kata yang berasal dari istilah Latin yaitu Variolae vaccinae (cowpox) yang ditunjukkan oleh Edward Jenner untuk mencegah cacar pada manusia (Plotkin, 2013).
Vaksin adalah olahan patogen yang mati atau yang lemah, atau produknya yang saat diperkenalkan ke dalam tubuh, merangsang produksi antibodi tanpa menyebabkan penyakit. Vaksinasi juga disebut imunisasi aktif karena sistem kekebalan tubuh dirangsang untuk secara aktif mengembangkan kekebalannya sendiri terhadap patogen.
Tahukah Ayah dan Bunda kalau ada kelompok yang tidak mendukung pemberian vaksin (anti vaksin). Anti vaksin sebenarnya sudah menjadi gerakan global. Tidak hanya ada di Indonesia saja, namun juga di Negara-negara lain. Beberapa argumen yang dipakai kelompok ini dalam menolak vaksin ataupun imunisasi antara lain;
- Kekhawatiran tentang efek samping
- Preferensi untuk memilih pengobatan alami atau alternatif.
- Menghormati pilihan orang tua untuk memvaksinasi anak-anak mereka atau tidak. Menurut mereka keputusan medis harus otonom dan pribadi. Mereka percaya bahwa pemerintah tidak punya urusan memberitahu orang-orang bagaimana menjaga kesehatan mereka.
- Ketakutan akan jangkauan pemerintah yang berlebihan. Bahwa pemerintah pada dasarnya sedang bereksperimen dengan mereka dengan mewajibkan vaksin.
- Bahan pembuatan vaksin yang dianggap tidak sesuai dengan kepercayaan atau ideologi yang dianut.
Namun, vaksin amat penting karena dapat memberikan sistem pertahanan khusus yang dapat melindungi tubuh dari penyakit-penyakit berbahaya tertentu. Anak yang tidak mendapatkan vaksin memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena komplikasi yang dapat menyebabkan kecacatan atau bahkan kematian karena kuman akan semakin mudah berkembang biak dan menginfeksi tubuh anak.
Di Indonesia sendiri memiliki konsep imunisasi rutin lengkap yang dibagi menjadi imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Pelaksanaan imunisasi ini dibagi berdasarkan usia anak. Imunisasi dasar pada anak adalah langkah pencegahan utama dan imunisasi lanjutan berfungsi untuk menjaga imunitas agar tetap optimal seiring bertambahnya usia.
Pemerintah Indonesia juga memberikan fasilitas vaksin dasar gratis untuk bayi dan anak yang dapat didapatkan di POSYANDU atau PUSKESMAS. Salah satu syarat wajib adalah memiliki BPJS kesehatan atau Kartu Indonesia Sehat yang aktif serta Kartu Keluarga untuk kebutuhan data pendaftaran.
Beberapa vaksin yang bisa didapatkan secara gratis dari pemerintah adalah:
- Vaksin Hepatitis B atau HB-0 yang diberikan pada bayi yang baru lahir. Jika melahirkan dengan menggunakan fasilitas dari BPJS Kesehatan, maka vaksin ini takkan dipungut biaya saat diberikan pada si Kecil di hari pertama kelahirannya (didahului penyuntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya).
- Berikutnya adalah vaksin BCG setelah bayi berumur satu bulan. Kegunaannya adalah mencegah kuman tuberculosis yang menyerang paru, kelenjar, tulang, dan radang otak
- 4 kali vaksin polio. Vaksin Polio pertama diberikan pada bayi saat berusia satu bulan. Setelah itu, diberikan lagi pada usia dua bulan, tiga bulan, dan empat bulan.
- Vaksin DPT/HB tiga kali diberikan saat bayi berumur dua, tiga, dan empat bulan.
- Vaksin MR sebagai pengganti vaksin campak. Pemberiannnya yaitu untuk anak berusia sembilan bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD atau sederajat.
Plotkin, Stanley A. 2013. Vaccine Fact Book. Pennsylvania: University of Pennsylvania
https://www.idai.or.id/tentang-idai/pernyataan-idai/jadwal-imunisasi-idai-2020
https://www.biofarma.co.id/id/berita-terbaru/detail/imunisasi-dasar-anak
https://www.vox.com/the-goods/22958419/covid-vaccine-mandate-pandemic-history