Pubertas adalah ketika anak-anak berkembang secara fisik dan emosional menjadi pria dan wanita muda. Biasanya, ini mulai terjadi pada masa remaja. Pada anak perempuan, usia rata-rata adalah 10 tahun sedangkan pada anak laki-laki, usia rata-rata adalah 11 tahun.
Namun, Ayah Bunda harus mengetahui bahwa ada pula pubertas yang harus diwaspadai, yaitu pubertas dini (prekoks). Pubertas dini adalah kondisi di mana penampilan anak mulai berkembang menjadi dewasa karena perubahan fisik dan hormonal pada usia yang lebih awal dari yang diperkirakan (usia diatas).
Pubertas dini terjadi ketika tanda-tanda pubertas mulai sebelum usia 7 atau 8 pada anak perempuan dan sebelum usia 9 tahun pada anak laki-laki.
Apa Tanda & Gejala Pubertas Prekoks?
Bicaralah dengan dokter Anda jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda kematangan seksual dini dengan ciri-ciri:
1. Perkembangan payudara sebelum usia 7 atau 8 tahun
2. Pertumbuhan tinggi badan yang cepat usia 7 atau 8 tahun
3. Haid sebelum usia 10 tahun
4. Jerawat
5. Rambut kemaluan atau ketiak
6. Testis atau penis membesar sebelum usia 9 tahun
7. Pertumbuhan tulang dan otot yang cepat
8. Perubahan bentuk dan ukuran tubuh
9. Pendalaman suara
10. Perkembangan kemampuan tubuh untuk bereproduksi.
Ketika pubertas berakhir, pertumbuhan tinggi badan berhenti. Karena kerangka mereka matang dan pertumbuhan tulang berhenti pada usia yang lebih dini dari biasanya, anak-anak dengan pubertas dini yang tidak diobati biasanya tidak mencapai potensi tinggi dewasa mereka secara penuh.
Percepatan pertumbuhan awal ini mungkin membuat mereka awalnya tinggi jika dibandingkan dengan teman lainnya. Tetapi mereka mungkin berhenti tumbuh terlalu cepat dan berakhir pada ketinggian yang lebih pendek daripada yang seharusnya.
Melewati pubertas dini bisa sulit bagi anak-anak secara emosional dan sosial. Anak perempuan dengan pubertas dini, misalnya, mungkin bingung atau malu karena mendapatkan menstruasi atau memiliki payudara yang membesar jauh sebelum teman sebayanya. Mereka mungkin diperlakukan berbeda karena mereka terlihat lebih tua.
Bahkan emosi dan perilaku dapat berubah pada anak-anak dengan pubertas dini. Anak perempuan bisa menjadi murung dan mudah tersinggung. Anak laki-laki bisa menjadi lebih agresif dan juga mengembangkan dorongan seks yang tidak sesuai dengan usia mereka.
Apa Penyebab Pubertas Prekoks?
Penyebab pubertas dini salah satunya termasuk obesitas dan genetika keluarga. Permulaan pubertas biasanya dipicu oleh hipotalamus (bagian otak pengatur hormon) yang mengirimkan sinyal lebih awal dari yang seharusnya. Ada pula beberapa kelompok makanan yang apabila dikonsumsi secara berlebih bisa memicu pubertas dini antara lain yaitu makanan berminyak, susu sapi dan produk turunannya, protein hewani (daging dan telur).
Untuk mendiagnosis pubertas dini, dokter mungkin memerintahkan tes darah untuk mencari kadar hormon seks yang tinggi. Sangat jarang kondisi pubertas dini berasal dari masalah yang lebih serius, seperti tumor atau trauma. Masalah tiroid atau ovarium juga bisa memicu pubertas dini.
Hal Yang Dapat Orang Tua Lakukan
Mengingat datangnya masa puber terlalu awal bisa memicu rasa minder pada anak, orangtua perlu hadir untuk mendengarkan dan memberi pemahaman. Anak mungkin merasa berbeda dari teman-temannya sehingga orangtua perlu menjelaskan apa yang terjadi. Hindari berbohong pada anak, sebaiknya jelaskan secara jelas dan jujur tentang kondisinya.
Cobalah untuk tidak fokus pada penampilan anak, tetapi lebih kepada kemampuan dan prestasinya.
Ibu dan ayah perlu waspada bila anak pubertas prekoks mengalami hal ini:
1. Tidak bersemangat menjalani aktivitas sehari-hari.
2. Mengalami masalah saat sekolah, stres, bahkan depresi.
3. Ayah dan ibu bisa berkonsultasi dengan dokter atau psikolog untuk mengatasi masalah tersebut.
Sumber:
https://raisingchildren.net.au/pre-teens/development/puberty-sexual-development/puberty-early-or-late
https://kidshealth.org/en/parents/precocious.html