Bunda, sering merasakan gejala seperti nyeri haid yang berat, sakit di bagian bawah perut, atau nyeri saat buang air kecil dan besar? Jika sudah di tahap yang sangat mengganggu, Ayah dan Bunda harus waspada, bisa jadi itu adalah gejala Endometriosis!
Endometriosis adalah kondisi yang bisa berdampak serius pada kesehatan reproduksi Bunda, dan penting bagi Ayah serta Bunda untuk mengenali kondisi ini lebih baik. Mari kita lihat apa itu endometriosis, siapa saja yang mungkin memilikinya, dampaknya bagi kesehatan, serta kaitannya dengan kesehatan si kecil.
1. Apa Itu Endometriosis?
Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim. Biasanya, jaringan ini hanya berada di dalam rahim dan luruh setiap bulan sebagai bagian dari siklus menstruasi. Namun, pada endometriosis, jaringan ini bisa tumbuh di tempat lain seperti ovarium, tuba falopi, atau bahkan pada organ di sekitar panggul.
2. Apakah Bunda atau Calon Bunda Mungkin Memilikinya?
Bunda atau calon Bunda bisa mengalami endometriosis, terutama jika sering merasakan nyeri haid yang berat, sakit pada bagian bawah perut, atau nyeri saat buang air kecil dan besar. Beberapa tanda lain yang perlu diperhatikan adalah rasa nyeri saat berhubungan dan siklus menstruasi yang tidak teratur.
3. Dampak Endometriosis bagi Kesehatan Bunda
Endometriosis dapat memengaruhi kesuburan Bunda, karena jaringan yang tumbuh di luar rahim dapat mengganggu fungsi organ reproduksi, misalnya menghambat pergerakan sel telur. Selain itu, nyeri kronis yang muncul akibat endometriosis bisa mengganggu aktivitas sehari-hari Bunda.
4. Apakah Endometriosis Mempengaruhi Bayi dan Berhubungan dengan Stunting?
Jika Bunda berhasil hamil, endometriosis dapat tetap berdampak pada kehamilan dan pertumbuhan janin. Kondisi ini meningkatkan risiko komplikasi seperti kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah, yang juga merupakan faktor risiko stunting pada anak. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami kekurangan gizi, yang pada akhirnya bisa menghambat pertumbuhannya.
Selain itu, endometriosis dapat memengaruhi penyerapan nutrisi pada tubuh Bunda, sehingga dapat berdampak pada kualitas ASI dan asupan gizi si kecil. Hal ini dapat berperan dalam risiko stunting jika kebutuhan gizi si kecil tidak tercukupi secara optimal selama masa pertumbuhan.
5. Bagaimana Cara Menangani Endometriosis?
Penanganan endometriosis dapat berupa terapi hormon, obat-obatan, atau tindakan bedah tergantung pada tingkat keparahan dan lokasi jaringan. Untuk kasus yang ringan, terapi hormon bisa membantu mengendalikan gejalanya, sementara tindakan bedah mungkin diperlukan jika jaringan sudah menimbulkan gangguan yang serius.
6. Kapan Sebaiknya Berkonsultasi ke Dokter?
Jika Bunda sering mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter kandungan. Diagnosis awal sangat penting untuk mencegah dampak lebih lanjut, terutama jika Ayah dan Bunda sedang merencanakan kehadiran si kecil.
Memahami endometriosis membantu Ayah dan Bunda mengambil langkah yang tepat demi kesehatan dan kebahagiaan keluarga. Jangan ragu untuk bertanya dan mencari bantuan medis jika diperlukan.
Referensi:
https://osf.io/5pju2/download/?format=pdf
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-endometriosis