Apakah Buku Daring Cocok Menjadi Stimulan Si Kecil?

 

Buku daring dan buku fisik sama-sama baik bagi anak selama digunakan dengan cara yang baik dan tidak berlebihan

Buku digital atau buku daring mampu menarik perhatian anak, karena menggunakan banyak warna, mengeluarkan suara, bahkan banyak yang dilengkapi dengan teknologi 3D atau fitur Live AR (Augmented Reality). Kebanyakan, buku daring atau buku digital yang beredar untuk anak adalah buku cerita bergambar yang tentu saja akan menarik perhatian mereka. Sehingga lambat laun Si Kecil akan terbiasa dengan kegiatan membaca. Buku cerita bergambar dapat mengandung cerita sehari-hari, imajinatif, dan serta dilengkapi dengan audio tentang bagaimana mengucapkannya.

Namun, Ayah dan Bunda perlu memperhatikan bahwa Si Kecil yang masih dibawah 2 tahun sebaiknya tidak membaca buku daring dengan alasan menghindari adanya screen time. Karena mereka belum membutuhkan stimulasi melalui layar apalagi kegiatannya bersifat pasif, sekedar melihat ke layar saja.

Menurut Mr. Snow dari National Association for the Education of Young Children, ancaman terbesar yang ditimbulkan oleh buku daring yang dibacakan kepada anak-anak, adalah justru membuat buku daring menggantikan peran orang tua dalam pengasuhan, yang berarti buku daring justru menjadi babysitter. Oleh sebab itu, belum disarankan memberikan buku daring untuk anak di bawah 2 tahun.

Keunggulan dan Kekurangan

Dengan animasi yang penuh warna dan menarik, serta suara yang lucu dan interaktif, buku daring akan lebih mudah menarik perhatian anak-anak dan memperkenalkan pada dunia baru, kosakata baru, konsep baru, warna-warna baru, dan lain-lain. Adanya animasi dan audio pada buku daring juga akan memicu sisi imajinasi Si Kecil menjadi semakin luas dan tak terbatas.

Orang tua juga dapat mengakses buku daring dengan instan dan cepat apabila ingin mengganti ke cerita atau judul buku lainnya. Buku daring juga mempermudah penyimpanan karena tidak butuh perawatan khusus seperti buku pada umumnya.

Di antara banyaknya keunggulan yang menarik, buku daring juga memiliki berbagai kekurangan, lho.

Melalui buku daring, si kecil tidak bisa memiliki pengalaman sensorik yang sama seperti buku fisik. Anak-anak tidak akan terbiasa dengan sensasi membalik halaman buku, mencium aroma kertas, atau merasakan tekstur halaman. Tidak hanya itu, Si Kecil juga dapat kekurangan aktivitas sensori yang biasanya tersedia bagi anak mulai dari usia 2 tahun.

Aktivitas sensori pada buku biasanya dilengkapi dengan pop-up tekstur bulu, tekstur potongan kain berbentuk hewan lucu. Si Kecil juga tidak bisa melatih gerakan tangan untuk menarik, menggenggam, atau membalik halaman buku.

Solusinya adalah dengan mengenalkan berbagai tekstur pada Si Kecil di kesempatan lain. Berbagai animasi bergerak dan suara yang terus-terusan muncul pada buku digital juga lambat laun akan terasa berlebihan, menyebabkan overstimulasi pada Si Kecil. Hal ini dapat berpengaruh pada fokus serta perhatian mereka, paparan layar yang terlalu sering juga tentu saja akan berdampak negatif pada kesehatan mata dan pola tidur.

Begini Beberapa Tips untuk Mengatasinya Agar Buku Daring Tetap Optimal

Orang tua sebagai pengawas harus memberi batasan waktu untuk anak. Tentukan kapan waktu dan durasi yang tepat untuk menggunakan buku daring, bisa juga disesuaikan dengan kebiasaan anak. Misal, pada buku cetak biasanya Si Kecil dapat diajak membaca bersama sekitar 10-15 menit, sedangkan pada buku daring tidak boleh terlalu lama karena screen time untuk segala jenis layar harus kurang dari 1 jam.

Selanjutnya adalah memilih buku yang tepat, yang memang dirancang khusus untuk anak-anak sesuai usianya. Salah satunya adalah website storyberries.com yang menyediakan beragam buku daring untuk anak usia 0-3 tahun.

Orang tua perlu cermat memperhatikan setiap detail karena bisa saja ada buku daring untuk anak yang memberikan fitur interaktif dengan porsi yang berlebihan. Ingat, buku daring berfungsi untuk menstimulasi anak, bukan membuat mereka kecanduan bermain dengan gadget.

Meski telah memilih buku daring yang sesuai untuk Si Kecil, Ayah dan Bunda tetap harus berinteraksi dengan anak. Jangan biarkan mereka mengakses buku daring sendirian, karena dikhawatirkan akan memicu keterlambatan bicara. Ada baiknya apabila orang tua mengajak anak untuk bernyanyi, meniru setiap kata bersama-sama, mempraktikkan gerakan-gerakan binatang, benda, atau objek yang ada di dalam buku.


Tips terakhir adalah, tetap gunakan buku fisik. Memberikan anak buku fisik sedini mungkin akan membantu mereka memahami apa itu buku, bagaimana itu membaca buku, dan akan membangun kebiasaan membaca buku, meski mereka tidak memahami satu katapun pada buku tersebut.


Tenang, buku digital dan buku fisik sama-sama baik selama digunakan dengan cara yang baik dan tidak berlebihan. Mari bersama-sama meningkatkan minat baca Si Kecil terhadap buku sedini mungkin.

Referensi:

https://www.storyberries.com/category/age-0-3-bedtime-stories/

https://www.nytimes.com/2014/10/12/us/is-e-reading-to-your-toddler-story-time-or-simply-screen-time.html

https://raisingchildren.net.au/preschoolers/play-learning/literacy-reading-stories/ebooks-and-children-2-8-years

https://www.dancow.co.id/artikel/3-5-tahun/gadget-stimulasi-perkembangan-anak

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.