Apakah Stimulasi Alami Akan Tergantikan Oleh AI?

 
Anak manusia bukan hanya punya tubuh, ia juga punya emosi. AI bisa menggantikan banyak hal kecuali menggantikan mengisi emosi anak.

Ayah dan Bunda pasti sudah sering berurusan dengan AI atau Artifical Intelligence, Secara umum, AI merujuk pada program komputer yang dirancang untuk meniru kecerdasan manusia, termasuk kemampuan pengambilan keputusan, logika, dan karakteristik kecerdasan lainnya. Ilmuwan Komputer Professor John McCarthy diketahui sebagai tokoh yang memperkenalkan konsep AI pada tahun 1956. AI dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk memudahkan kehidupan kita. Contoh Artificial Intelligence yang sangat dekat dengan kehidupan kita adalah fitur search engine atau mesin pencarian. Teknologi ini paling sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan fitur ini, Ayah dan Bunda bisa mendapatkan hasil pencarian yang paling relevan serta sesuai dengan informasi yang dibutuhkan.

Anak-anak yang lahir di dekade ini sejak lahir sudah erat berhubungan dengan mesin pencarian, jika dulu kita mesti mempelejari sesuatu dari buku di perpustakaan, sekarang Si Kecil dengan mudah mengakses informasi dalam genggaman setiap kali ia ingin tahu sesuatu. AI berkembang dalam dunia tranportasi seperti hadirnya mobil robot yang bisa berkendara otomatis, dengan adanya teknologi ini muncul pertanyaan apakah mungkin pengasuhan kelak akan digantikan fungsinya oleh AI? Seru juga ya, kalau dari handphone ada perintah seperti, “Ajarkan anak berhitung!” Dari jauh kita bisa mengontrol apa yang dikerjakan oleh Si Kecil, tapi apakah hal tersebut baik bagi perkembangan Si Kecil ya, Ayah dan Bunda? Peran Ayah dan Bunda apakah benar-benar bisa digantikan kecerdasan buatan.

AI dalam pendidikan ditaksir dapat membantu pendidikan anak, loh. Misal, AI bisa loh menghadirkan informasi yang sesuai minat siswa saja. Belajar dari aplikasi TikTok, jika kita menyukai konten masakan, maka TikTok akan terus memberikan konten masakan di beranda kita. Bisa saja jika anak menyukai matematika maka konten yang diatur hanya seputar matematika saja. Betapa membantunya AI dalam membuat klasifikasi sesuai minat anak. Dalam dunia pendidikan, kehadiran siswa di sekolah juga bsia dipantau jarak jauh oleh AI, seperti absensi, kehadiran, aktivitas siswa, tugas, semua bisa dipantau oleh kecerdasan buatan. Mulai dari absen dari tampilan wajah, tugas yang dikirim ke platform melalui tampilan wajah, memudahkan Ayah dan Bunda untuk memantau dan mendidik anak perilaku jujur. Dalam dunia pendidikan banyak sekali manfaat AI.

Akan tetapi apakah bisa AI digunakan dalam mendidik anak?

Anak manusia bukan hanya punya tubuh, ia juga punya emosi. AI bisa menggantikan banyak hal kecuali menggantikan mengisi emosi anak. Seperti saat Si Kecil menangis ia bukan butuh robot cerdas yang mengatakan, “Diam, ya!” Tapi ia butuh sentuhan, pelukan dan pertanyaan fleksibel yang memberikan dukungan emosi kepada Si Kecil. Mendidik anak manusia bukan hanya sekedar salah dan benar, selalu ada wilayah abu-abu yang hanya bisa dilakukan manusia dengan jiwa. Wilayah abu-abu ini yang digerakan dengan otak yang mengatur emosi. Misal saat anak menjatuhkan mainan, mungkin mesin kecerdasan hanya bisa merespon dengan boleh dan tidak, baik dan buruk. Padahal saat anak menjatuhkan mainan kita tidak perlu merespon ya dan tidak, itu baik atau buruk. Kita perlu melihat dan memperhatikan apa yang terjadi padanya, apakah ia sengaja atau tidak, apakah ia bertujuan berkomunikasi marah atau justru senang. Respon kita bisa mengatakan, “Kok jatuh?” Sambil memperhatikan motif di balik jatuhnya gelas tersebut.

Ini yang disebut wilayah abu-abu, tidak menghakimi benar dan salah sebelum mengetahui benar motifnya. Perasaan tidak dihakimi ini akan membentuk Si Kecil pribadi yang mampu juga menghargai perasaan orang lain, mampu membangun pribadi yang memiliki sisi kemanusiaan. Guru Besar Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Jakarta Prof. Dr. Bedjo Sujanto, dikutip dari Republika News mengatakan, AI tidak bisa menggantikan tenaga pengajar dalam hal pembentukan karakter siswa didik. Teknologi itu sebagai alat bantu, namun hal-hal yang esensial seperti pembentukan kepribadian, perilaku, sopan santun dan sebagainya tidak akan tergantikan sepenuhnya oleh teknologi, teknologi hanya mendampingi.

Sumber :
https://news.republika.co.id/berita/rupgh5463/pakar-pendidikan-kecerdasan-buatan-tidak-akan-bisa-menggantikan-guru (diakses 11 September 2023)

https://ditsmp.kemdikbud.go.id/mengenal-artificial-intelligence-teknologi-yang-akan-mengubah-kehidupan-manusia/#:~:text=AI%20dikenal%20sebagai%20teknologi%20yang,logika%2C%20dan%20karakteristik%20kecerdasan%20lainnya. (diakses 11 September 2023)

https://eraspace.com/artikel/post/7-contoh-artificial-intelligence-di-kehidupan-sehari-hari (diakses 11 September 2023)

https://verihubs.com/blog/manfaat-ai-untuk-pendidikan/#:~:text=Manfaat%20AI%20untuk%20pendidikan%20yang,yang%20diperlukan%20oleh%20setiap%20siswa. (diakses 11 September 2023)

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.