Ayah, Bebanmu Tidak Harus Dipikul Sendirian

 

Menjadi orang tua adalah sebuah proses dan kerja keras. Ketika berbicara tentang merawat diri dan manajemen stres, diskusi sering berfokus pada Ibu. Kesejahteraan mental seorang ibu tentu saja sangat penting, tetapi kita tidak boleh melupakan kesejahteraan mental Ayah. Para Ayah sering merasa memiliki terlalu banyak peran yang dijalankan. Mereka ingin menjadi seseorang yang mendukung pasangan mereka. Mereka ingin menjadi ayah yang baik. Dan seringkali, mereka merasakan tekanan untuk sebagai pencari nafkah utama keluarga serta beragam tekanan dari tempat kerja.

Tapi dalam melakukan itu semua bisa melelahkan. Banyak ayah mengalami stres atau gangguan seperti depresi atau kecemasan. Hal ini tidak baik untuk kesehatan mental mereka sendiri, padahal kesehatan mental seorang ayah memiliki dampak besar pada perkembangan dan kesejahteraan anak-anaknya. Jika seorang ayah mengalami depresi atau terus-menerus stres, dia mungkin lebih mudah marah dan kurang berempati. Beberapa ayah mungkin mengatasi stres dengan menyendiri, menghabiskan banyak waktu menonton TV atau menghindari interaksi bersama keluarga.

Ini semua sangat normal dan dapat dimengerti, ketika mempertimbangkan perubahan besar pada hampir semua aspek kehidupan Anda. Oleh karena itu mengelola stres adalah hal yang penting.

Di bawah ini adalah beberapa strategi yang mungkin dapat membantu, untuk menjaga tingkat stres tetap rendah;

1. Komunikasi dengan pasangan

Seringkali setelah memiliki anak, fokus dan perhatian pasangan Anda sekarang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan si kecil, jadi penting untuk mencoba dan menjadwalkan waktu berkualitas untuk Anda berdua. Luangkan waktu untuk percakapan dengan pasangan untuk merenungkan bagaimana keadaan Anda berdua dan cara untuk dapat saling mendukung satu sama lain. Bisa ketika anak sedang tidur.

Ayah amat perlu untuk sering berkomunikasi dengan pasangan. Bicarakan segala sesuatu yang mengganjal agar tidak menjadi bom waktu dikemudian hari. Pasangan yang memiliki komunikasi yang baik akan lebih sejahtera dibanding yang tidak pernah saling berkomunikasi. Komunikasi juga sebaiknya memperhatikan cara penyampaiannya. Karena itulah penting sekali untuk sadar dan tahu gaya komunikasi dengan pasangan.

2. Berbagi peran dengan pasangan

Agar Ayah optimal dalam pengasuhan anak diperlukan kerjasama bersama Bunda. Hal ini juga dapat memperkuat ikatan keluarga secara keseluruhan. Maka dari itu buatlah daftar. Bekerja sama untuk menuliskan semua tugas pengasuhan anak. Setelah Anda mendaftarkan semuanya, putuskan siapa yang paling banyak menanggung beban untuk setiap tugas. Misalnya pilih yang paling sering mengambil alih tugas popok, menyusui, menemani belajar, menemani bermain, hingga perihal domestik rumah. Ciptakan keseimbangan agar salah satu pihak tidak merasa terbebani.

3. Luangkan waktu untuk anda sendiri

Carilah kegiatan, hobi atau olahraga yang Ayah sukai. Ini bisa sangat bagus untuk kesehatan mental dan kesejahteraan Ayah serta menghubungkan Anda dengan orang lain. Meskipun begitu tetap pastikan untuk berdiskusi terlebih dahulu mengenai waktunya dengan pasangan. Jangan sampai jadwal tersebut berlebihan dan membuat Anda tidak memiliki waktu untuk keluarga.

Parenting Module (Rumah Anak SIGAP, Tanoto Foundation)

https://www.inovanewsroom.org/expert-commentary/2019/06/stress-management-for-dads-how-your-mental-health-impacts-your-kids/

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.