Ayah Kepala Keluarga, Ibu Juga Boleh Berpendapat

 
Ayah dan Bunda layaknya tim hebat perlu melakukan diskusi, bertukar pikiran dan berbagi peran agar semua berjalan dengan baik.

Ayah dan Bunda pasti setuju bahwa dalam satu keluarga mesti ada yang berperan sebagai nahkoda. Nahkoda dalam kapal adalah seseorang yang menjadi pemimpin. Idealnya para pemimpin mengambil keputusan berdasarkan informasi, masukan dan pandangan yang diberikan oleh orang yang dipimpinya.

Bahkan di dalam sebuah perjalanan santaipun kita mesti memiliki pemimpin, agar arah dan tujuan menjadi jelas. Begitu juga dengan kehidupan berumah tangga yang dijalani dalam waktu tahunan. Ayah dan Bunda layaknya tim hebat perlu melakukan diskusi, bertukar pikiran dan berbagi peran agar semua berjalan dengan baik.

Seringkali sejak kecil anak perempuan diberikan kesempatan yang berbeda dalam memberikan pendapat. Suara perempuan di beberapa budaya dianggap tidak terlalu penting sehingga seringkali diabaikan. Padahal sejatinya seorang perempuan memiliki kemampuan pikir yang sama dengan laki-laki jika diberikan kesempatan yang sama.

Pandangan apa yang bisa diberikan perempuan dalam sebuah keluarga. Yuk kita bahas!

Pandangan untuk dirinya sendiri. Perempuan seringkali dihadapkan pada pilihan antara bekerja atau menjadi ibu rumah tangga. Keputusan ini terlihat sederhana, namun sebenarnya berat. Tidak mudah bagi seorang perempuan meninggalkan mimpi, cita-cita dan harapannya begitu saja.

Ayah dalam hal ini mesti mendengar apa yang menjadi keluh kesah Bunda agar ia merasa lega dan dapat berpikir jernih. Ayah mesti menghargai apa yang menjadi kecemasan Bunda, biarkan ia berproses, hingga benar-benar membuat keputusan dan siap menjalaninya.

Memiliki anak juga sebuah keputusan yang mesti dibicarakan dan disepakati bersama. Bunda sebagai individu yang mengandung, merasakan mual, dan beragam gejala kehamilan lainnyalainnya serta berjuang menyusui setelah si Kecil lahir. Meskipun hal tersebut merupakan tugas mulia, akan tetapi pendapat Bunda terutama kesiapan mental dan fisik hendaknya menjadi hal yang dibahas bersama sebelum memutuskan untuk memiliki momongan.

Ketika seorang perempuan belum siap untuk memiliki anak, namun situasi memaksa, maka ia akan mengalami stress bahkan berpotensi mengalami depresi. Ibu yang tidak bahagia akan kesulitan untuk mengasuh anaknya dengan dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Konflik banyak terjadi ketika keluarga besar ikut terlibat dalam pengasuhan. Istri ingin menyusui sementara keluarga menyarankan menggunakan susu formula. Istri mau menidurkan anak di kasur terpisah, keluarga protes. Dalam situasi ini penting bagi Ayah untuk sepakat dengan keputusan Bunda dan mendukungnya.

Pengalaman Bunda setiap hari mengasuh si Kecil, membuat insting keibuannya tajam dan mampu mengambil keputusan terbaik untuk si Kecil. Ayah hendaknya selalu memberikan kesempatan bagi Bunda mengemukakan alasan dan pertimbangan di balik keputusan yang ia buat. Rasa percaya diri Bunda karena dukungan Ayah akan sangat mempengaruhi kemampuannya dalam mengasuh si Kecil.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.