Ketahui Dampak ‘Baby Talk’ bagi Anak

 
Baby Talk boleh saja dilakukan tetapi dengan tepat, misalnya ketika umur si kecil masih bayi dan belum mengerti kosa kata.

“Mamam duyu”, “Mimi Cucu”, “Bobo Ciang Yuk”, beberapa kata ini adalah contoh dari baby talk. Biasanya orang dewasa melakukan cara berbicara seperti ini kepada anak bayi (pengulangan kata dan berbicara lebih lambat, ekspresi wajah yang berlebihan). Dilansir dari Oxford Languages, baby talk adalah pembicaraan kekanak-kanakan yang digunakan oleh atau kepada anak.

Baby talk boleh saja dilakukan tetapi dengan tepat, misalnya ketika umur si kecil masih bayi dan belum mengerti kosa kata. Baby talk bisa membantu menarik perhatian bayi dan membuatnya fokus pada Ayah atau Bunda, mendengar suara, melihat gerak bibir, ekspresi dan mempelajari arti kata. Memotivasi mereka untuk tersenyum, mengoceh, tertawa, memberi isyarat, atau berinteraksi. Hal ini merupakan langkah awal perkembangan Bahasa si kecil.

Namun, Ayah dan Bunda bisa mulai mengubah baby talk yang biasa digunakan dengan kosa kata bahasa yang baik ketika bayi menginjak usia 12-18 bulan. Di usia ini bayi biasanya sudah dapat mengerti Bahasa, mengumpulkan kosakata, dan berbicara lebih banyak. Sebaiknya gunakan kata-kata yang sebenarnya, sekalipun si kecil masih belum bisa mengucapkannya secara benar.

Jika baby talk terus berlanjut ada beberapa efek negatifnya antara lain;

– Perkembangan bahasa si kecil lambat karena tidak ada tambahan pengenalan kosa kata yang baik dan benar selain baby talk yang didengar dan ditiru olehnya.

– Berpotensi membuat anak cadel karena si kecil meniru kosa-kata orangtuanya yang mengucapkan baby talk. Dalam kata-kata baby talk beberapa huruf tergantikan dengan huruf lainnya seperti huruf “R” tergantikan oleh huruf “L” (tidur -tidul) dan huruf “S” dengan “C” (susu-cucu). Hal ini dapat mengurangi kemampuan si kecil untuk mengucap kata R yang memang membutuhkan sedikit usaha atau stimulasi untuk diucapkan oleh bayi/ balita.

Karena selalu meniru dan dianggap hal yang normal (tidak ada koreksi kata yang baik dan benar ketika menggunakan baby talk), tidak menutup kemungkinan si kecil akan terus menggunakan baby talk sampai usia sekolah. Sehingga si kecil mungkin saja menghadapi kesulitan untuk berkomunikasi atau mengungkapkan pendapatnya terhadap guru atau teman sekolahnya karena sejak awal tidak terpapar/ tidak mengetahui kosa kata yang baik dan benar.

Orangtua atau pengasuh sebaiknya selalu berbicara dengan kosa kata yang baik dan benar kepada si kecil. Manfaat berbicara dengan jelas, baik dan benar antara lain;
– Si kecil dapat mengasah dan mengembangkan kemampuan berbahasa dengan mendengar dan mengulang-ulang.
– Memperluas kosa-kata yang dimiliki.
– Memberikan kepercayaan diri bagi si kecil dalam berkomunikasi dengan orang lain dan mengungkapkan keinginannya.
– Meminimalisir tantrum, karena si kecil mampu mengungkapkan keinginannya lewat kata-kata yang dimengerti orangtua.

Hal yang terpenting, orangtua atau pengasuh harus selalu menstimulasi dan ajari kata dan kalimat yang benar. Selalu konsisten melakukan pembenaran kata jika si kecil masih berbicara baby talk dan ajak si kecil untuk mengulang-ulang kata yang benar. Beberapa stimulasi yang bisa dilakukan yaitu mengajak si kecil untuk lebih sering mengobrol, mengulang cerita, bernyanyi ataupun mendongeng untuk melatihnya berbicara.

Bila Ayah atau Bunda merasa pertumbuhan atau perkembangan Bahasa si kecil sepertinya lambat atau terhambat, segeralah konsultasikan ke dokter perihal proses belajar bicara dan alternatif atau pemeriksaan yang mungkin dilakukan untuk mengecek kondisi si kecil. Supaya apabila terdapat kendala kesehatan dapat segera diatasi dan ditangani oleh ahlinya.

Sumber:

https://www.unicef.org/parenting/child-development/baby-talk-class
https://parentingscience.com/baby-talk/

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.