Bukan Sekedar Pintar, Anak Sukses Butuh Growth Mindset

 
Sebaik-baik perbaikan diri adalah yang muncul dari diri sendiri atas kesadarannya.

Ada teman yang selalu juara pertama, tapi saat besar hidupnya biasa saja. Apakah Ayah dan Bunda pernah menemukan hal seperti ini? Dengan fenomena ini menunjukkan bahwa prestasi sekolah tidak selalu menentukan kesuksesan di masa depan. Tentu saja ini ada alasannya, rangking di sekolah ditujukan untuk mengukur prestasi anak dalam pelajaran. Nilai diukur untuk mengukur kesuksesan anak dalam bidang matematika, bahasa, sejarah dan lainnya.

Jika anak memiliki nilai baik artinya ia menguasai bidang-bidang tersebut. Sementara, kehidupan manusia dewasa, seperti pekerjaan dan karir tidak selalu berkaitan dengan pelajaran tersebut. Kehidupan membutuhkan kecerdasan terkait kekuatan karakter seperti tanggung jawab, kepercayaan diri, berani, dan berbagai karakter tangguh lainnya. Konsep kecerdasan di luar pelajaran sekolah ini dikenalkan oleh psikolog Carol Dweck sebagai Growth Mindset, sebuah pola berpikir yang berfokus pada proses belajar dan bertumbuh saat menghadapi tantangan. Dengan pola pikir ini Si Kecil akan fokus pada kemampuan diri mereka sendiri, bagaimana kita sebagai orang tua fokus pada proses bukan pada hasil.

Si Kecil diajarkan bahwa kecerdasan, keberhasilan, prestasi didapatkan dari sebuah proses, sehingga tidak ada penghakiman dari setiap nilai dan hasil yang didapat anak. Ayah dan Bunda perlu mendorong Si Kecil untuk berproses lebih baik sampai anak mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri dan mampu memperbaikinya. Sebaik-baik perbaikan diri adalah yang muncul dari diri sendiri atas kesadarannya. Berikut adalah tips membentuk Growth Mindset pada si Keci!

Mencoba hal baru
Ayah dan Bunda mesti memiliki hati yang luas mendukung anak mencoba hal baru. Wajar Ayah dan Bunda memiliki kekhawatiran pada Si Kecil, seperti takut kotor, takut luka, takut jatuh, namun sebetulnya memberikan kesempatan pada Si Kecil mencoba hal baru dapat menumbuhkan tanggung jawab pada dirinya. Jika ia ingin memanjat jangan langsung mengatakan, “Nanti jatuh, awas!” Orang tua boleh mengatakan kalimat, “Hati-hati, ya. Fokus pada pegangannya.” Sambil orang tua mengawasi dengan tenang.

Membantu anak berpikir kreatif
Saat anak bertanya mengenai satu lain hal, kenapa ada siang, kenapa ada malam Ayah dan Bunda bisa menjawab dengan percobaan. Misal menggunakan bola kecil dan lilin di ruang gelap. Buatlah bola berputar layaknya bumi berputar. Ayah dan Bunda di zaman in bisa mencari banyak sumber ide di youtube atau buku yang berlimpah. Menjawab dengan cara istimewa membuat anak juga berpikir istimewa. Buku memang memberikan banyak jawaban, namun sikap kreatif memancing banyak ide di kepala anak yang melejitkan daya khayalnya. Padukan membaca buku dan bersikap kreatif.

Stimulasi agar Si Kecil bertanya
Ajaklah anak berdiskusi, ngobrol, khususnya di waktu-waktu tepat. Saat makan bersama, saat menjelang tidur dan bagi anak yang sudah bersekolah waktu yang tepat adalah saat Ayah atau Bunda menjemput, perjalanan berdua adalah saat yang tepat berbicara di kendaraan. Jika anak bertanya, “Kenapa Sapi makan rumput, Bun?” Bunda bisa menjelaskan sambil bertanya kembali, “Selain Sapi apalagi ya yang makan rumput?” Dengan demikian anak terbiasa menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan. Sikap kritis diperlukan agar anak selalu punya alasan dan tujuan menjalankan kehidupan.

Jangan takut anak berbuat salah
Emosi orang tua bisa cepat sekali meledak saat anak berbuat salah. Di awal masa tumbuhnya anak masih tidak terlalu paham banyaknya aturan di dunia ini. Bisa saja anak mencuci boneka kesayangannya dengan sabun hingga basah kuyup dan sulit dikeringkan. Ia menganggap jika ia mandi, maka bonekanya juga harus mandi. Bagi orang tua ini adalah kesalahan, tapi bagi anak ini adalah proses belajar. Pada situasi ini cobalah memahami bahwa anak juga tidak berniat buruk membuat orang tuanya marah. Dalam prosesnya, dengan penjelasan dan pemahaman yang gentle dari orang tuanya anak akan belajar banyak tentang kehidupan dan kesalahan.

Sumber :

Nuansa,nusaputra. Growth Mindset Adalah Pola Pikir Berkembang. https://nuansa.nusaputra.ac.id/2022/01/15/growth-mindset-adalah-pola-pikir-berkembang-begini-cara-memilikinya/ (Diakses 31 oktober 2023)

Nutriclub.co.id. Pola Asuh Anak 3 Tahun. https://www.nutriclub.co.id/artikel/pola-asuh-anak/3-tahun-atas/growth-mindset-anak#:~:text=Growth%20mindset%20atau%20%27I%20Can,kecerdasan%20dan%20kemampuan%20mereka%20sendiri. (Diakses 30 Oktober 2023)

Understood.org. People 20% have growth change. https://www.understood.org/en/articles/growth-mindset#:~:text=People%20who%20have%20a%20growth,change%20—%20have%20a%20fixed%20mindset. (Diakses 30 Oktober 2023)

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.