Cegah Stunting Di Masa Kehamilan, Persalinan dan Pasca Melahirkan 

 
Kegagalan tumbuh adalah dampak panjang yang dimulai sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun.

Stunting atau gagal tumbuh tengah jadi pembicaraan hangat di masyarakat dan terutama kalangan tenaga kesehatan karena ini merupakan salah satu program pemerintah untuk perbaikan gizi karena stunting merupakan pertanda rendahnya kualitas sumber daya manusia yang dampaknya beresiko menurunkan kemampuan produktif suatu bangsa. Hal ini menjadi alasan penting dibalik upaya pencegahan dan penanggulangan stunting. Kegagalan tumbuh adalah dampak panjang yang dimulai sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Sehingga pentingnya mempersiapkan calon ibu di masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun atau disebut sebagai 1000 Hari Pertama Kehidupan.

Sebelum merencanakan kehamilan, penting untuk kita ketahui bahwa sebaiknya kehamilan pertama dilakukan saat usia ibu minimal 21 tahun. Pada usia 21 tahun, seluruh organ reproduksi seksual calon ibu telah berkembang sempurna dan siap untuk mengandung serta melahirkan. Pada usia ini, calon ibu juga telah memiliki kesiapan emosional yang lebih stabil untuk menghadapi perubahan hormon selama hamil dan setelah melahirkan. Apabila ibu dan ayah memutuskan untuk memiliki beberapa anak, penting untuk memperhatikan jarak kehamilan minimal 3 tahun dari kehamilan sebelumnya. Jarak kehamilan perlu diatur untuk memastikan bahwa organ reproduksi seksual ibu telah normal kembali dan betul-betul siap untuk kembali mengandung.

Semasa hamil ibu harus menyadari pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan ke fasilitas kesehatan secara maksimal sesuai anjuran bidan ataupun dokter dan memastikan mengonsumsi suplemen tambah darah atau zat besi yang diberikan minimal 90 tablet selama kehamilan. Suplemen ini juga dikenal dengan TTD (Tablet Tambah Darah). Jika boleh diingat kembali mungkin dari kita masih malas untuk mengonsumsi vitamin yang dianjurkan bidan atau dokter, padahal ini sangat untuk mencegah stunting di awal kehidupan si kecil.

Sebagai calon ibu, perlu kita ketahui bahwa melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sesegera mungkin setelah bayi lahir adalah langkah pertama yang penting untuk mencegah stunting. IMD ini merupakan pemberian asupan pertama bayi yaitu ASI dalam 1 jam pertama kehidupannya di luar kandungan. Keberhasilan IMD ini sangat berpengaruh juga terhadap pemberian ASI Ekslusif selama 6 bulan sebagai lanjutan dari rencana pencegahan stunting.

Setelah rangkaian kehamilan dan persalinan, program pencegahan stunting dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun yaitu pemberian ASI yang dilanjutkan sampai 2 tahun bersama dengan pemenuhan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang adekuat.

Apasih MPASI yang adekuat itu? MPASI adekuat adalah makanan pendamping asi yang memenuhi standar gizi seperti dalam satu mangkuk makanan, mulai dari karbohidrat, protein, sayur dan buah dari sumber lokal yang alami. Pemenuhan karbohidrat si kecil seperti nasi, kentang, ubi, singkong, jagung, sagu, disesuaikan dengan kebiasaan asupan lokal atau budaya masing-masing. Pemberian sumber protein hewani seperti telur, ayam, sapi, ikan dan sumber protein nabati seperti kacang merah, kacang hijau, tempe atau tahu sesuai dengan bahan yang tersedi sehari-hari di lingkungan tempat tinggal. Dan sumber vitamin mineral yang terdapat pada sayur, seperti bayam, wortel lokal, daun kelor; dan buah-buahan lokal seperti pepaya, jeruk, dan alpukat.

Jadi cegah stunting di 1000 Hari Pertama Kehidupan dengan perbaikan gizi yang tepat agar menciptakan generasi yang unggul. Jika ibu merasa kesulitan dalam penerapan pemberian ASI Ekslusif ataupun makanan tambahan, saat ini sudah banyak konselor laktasi atau dokter spesialis anak yang memberikan konseling mengenai laktasi dan tips memberikan MPASI yang adekuat.

Sumber :

https://www.kemkes.go.id/article/view/18012600001/hari-gizi-nasional-ke-58-cegah-stunting-bersama-keluarga-kita-jaga-1000-hari-pertama-kehidupan-.html

6 Pesan Kunci Pencegahan Stunting-Pedoman Strakom Perubahan Perilaku dalam Percepatan pencegahan Stunting di Indonesia, Kemenkes 2018

Bulletin Jendela data & Informasi Kesehatan-kemenkes “ Situasi Balita Pendek (stunting) di Indonesia.

www.stunting.go.id

Hamil Usia Dini, Rawan Potensi Kelahiran Stunting dan Ibu Meninggal, BKKBN Jawa Barat

BKKBN Sarankan Jarak Kehamilan Ideal Tiga Tahun Guna Cegah Stunting , AntaraMegapolitan

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.