Jarak Persalinan yang Aman

 

Ayah dan Bunda, terlapas dari beratnya perjuangan mengandung dan melahirkan, kebahagiaan yang turut hadir bersama si Kecil adalah hal yang selalu dikenang dan dirindukan. Selanjutnya, pasti ada rencanya untuk memberikan adik bagi si Kecil. Tetapi sebenarnya kapankah waktu yang tepat untuk kembali mengadung dan bersalin?

Kehamilan adalah salah satu fase penting karena menyangkut tumbuh kembang janin dan kesehatan ibu yang mengandungnya. Sebelum kembali memasuki masa kehamilan, sebaiknya persiapan-persiapan penting harus dilakukan apalagi sudah memiliki pengalaman sebelumnya. Di dalam buku How Long After Pregnancy Can You Have Sex, dikatakan bahwa rahim dan organ reproduksi akan benar-benar pulih di usia 6 minggu setelah melahirkan dan bukan berarti berhenti nifas adalah siap mengandung kembali. Berdasarkan data The Nutritional Institute of Central America & Panama, jarak kelahiran ideal yang disarankan adalah 39 bulan dari persalinan atau sekitar lebih dari 3 tahun.

Jarak persalinan selama 39 bulan meliputi fase-fase penting untuk Ibu dan Anak. Pertama adalah 6 bulan ASI ekslusif. Tahapan berikutnya adalah melanjutkan ASI hingga 2 tahun dan pemberian MPASI selama kurang lebih 18 bulan. Pemulihan rahim serta organ reproduksi membutuhkan waktu sekitar 6 bulan lagi dari selesainya proses menyusui. 9 bulan terakhir adalah adalah proses mengandung. Selain melihat kesiapan fisik, sebenarnya ada hal lain yang juga menjadi perhatian, yaitu kebutuhan perhatian dan kasih sayang yang harus diberikan pada si Kecil. Menurut BKKBN, dengan tidak mengandung selama 24-30 bulan pertama dari kelahirannya akan membantu orang tua untuk fokus memperhatikan tumbuh kembang si Kecil. Selain itu, adanya jarak antara persalinan jugauntuk mempersiapkan mental anak untuk memiliki adik.

Berikut adalah beberpa resiko yang dapat ditemui jika persalinan atau kehamilan terjadi di bawah 24 bulan:

1. Kemungkinan terjadinya pengelupasan plasenta. Plasenta dapat mengelupas sebagian atau seluruhnya dari dinding Rahim sebelum proses persalinan.

2. Apabila persalinan sebelumnya adalah melalui operasi Caesar, maka aka nada kemungkinan terjadi penempelan plasenta pada bagian bawah uterus (Rahim)

3. Tidak adanya persiapan pada persalinan yang dekat memungkinkan terjadinya risiko autism dan bayi stunting karena bayi dengan persalinan dekat dapat mengalami bayi lahir dengan berat rendah

Namun menurut BKKBN, jarak persalinan yang terlalu jauh yaitu 60-75 bulan juga tidaklah disarankan. Kehamilan yang terlalu jauh terutama jika ibu memasuki usia 35tahun. Usia kehamilan Ibu di atas 35 tahun sudah termasuk dalam kehamilan beresiko karena sel telur yang dihasilkan kualitasnya sudah tidak sebaik usia di bawah 35 tahun. Sehingga persalinan yang terlalu jauh dapat berisiko terjadiya pre-eklampsia (meningkatya tekanan darah), kelainan kromosom bayi serta kesulitan persalinan.

Ayah dan Bunda, jika berbicara mengenai persalinan berikutnya, kuncinya adalah persiapan dan perencanaan yang tepat. Dengan persiapan yang maksimal baik secara nutrisi, kesehatan fisik & mental tentunya perencanaan adalah krusial. Pastikan Ayah dan Bunda mendapatkan penyuluhan yang tepat terkait alat kontrasepsi yang akan digunakan setelah persalinan pertama dilakukan demi suksesnya perencanaan. Selamat menyusun rencana berikutnya.

Sumber :

Tanoto Foundation, Parenting Module

Linderg , S Verywell Family -How Long After Pregnancy You Can Have Sex?

Sosialisasi Pentingnya Mengatur Jarak Kehamilan.

https://kampungkb.bkkbn.go.id/postSlider/12116/195582

Linderg , S Verywell Family -How Long After Pregnancy You Can Have Sex?

Ibu! Sadar Kontrasepsi Atur Jarak kehamilan & Kelahiran Mampu Cegah Stunting dan Autisme – Biro HUMAS BKKBN- www.bkkbn.gov.id

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.