Kenali Tanda-Tanda Red Flag Saat Kehamilan, Apa Saja?

 
Ayah dan Bunda perlu mengenali beberapa tanda bahaya saat kehamilan.

Momen selama kehamilan akan selalu menjadi hal yang diingat dan dikenang. Selain merasa senang, ada rasa tidak sabar menanti waktu kelahiran, hingga akhirnya bertemu dengan Buah Hati. Nah, di masa kehamilan ini juga, ada beberapa perubahan pada tubuh Bunda yang bisa saja menyebabkan rasa tidak nyaman. Untuk itu, Ayah dan Bunda perlu mengenali beberapa tanda bahaya saat kehamilan.

Pendarahan dari vagina
Pendarahan pada Bunda yang sedang mengandung si Kecil merupakan hal normal, selama yang muncul hanya sebatas bercak. Jika volume darah yang keluar banyak, Ayah dan Bunda harus waspada. Pendarahan ini bisa menjadi tanda bahaya yang bisa mengancam Bunda dan janin.

Jika pendarahan ini terjadi saat kehamilan muda atau trimester pertama, bisa jadi tanda keguguran, kehamilan anggur, atau pun kehamilan di luar kandungan yang terganggu. Pendarahan semacam ini juga bisa terjadi pada usia hamil tua, yang bisa menjadi pertanda plasenta menutupi jalan lahir. Bunda juga Ayah harus selalu waspada, terlebih jika pendarahan ini dibarengi dengan rasa nyeri dan kram perut.

Mual dan muntah terus-menerus
Rasa mual dan keinginan untuk muntah merupakan hal yang sering dialami Bunda saat hamil di trimester pertama. Namun, jika hal ini terjadi terus-menerus dan dirasa berlebihan, ini bisa menjadi pertanda ada bahaya pada kehamilan tersebut.

Mual dan muntah yang terus-menerus dirasakan Bunda bisa menyebabkan tubuh lemah, berkurangnya nafsu makan, bahkan dehidrasi dan penurunan kesadaran. Ayah Bunda harus segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan jika kondisi ini terus berlangsung. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut hyperemesis gravidarum dan tidak boleh disepelekan.

Demam
Selain merasa mual dan muntah, demam yang dihadapi Bunda saat hamil juga tidak boleh disepelekan. Hal ini bisa menjadi pertanda adanya infeksi. Infeksi saat hamil bisa terjadi akibat banyak penyakit, di antaranya infeksi saluran kemih, infeksi saluran pernapasan, demam tifoid, hingga infeksi pada ketuban. Karena itu, jika Bunda merasa demam harus segera diperiksakan ke layanan kesehatan untuk mendapat penanganan. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa membahayakan Bunda dan janin di kandungan.

Sakit saat buang air kecil
Sakit saat buang air kecil merupakan kondisi umum, mengingat perubahan hormonal saat hamil dapat meningkatkan produksi urin. Selain itu, rahim yang membesar berakibat menekan kandung kemih. Namun, hal ini tidak bisa dianggap sepele karena bisa mengarah pada infeksi saluran kemih, endometriosis, atau trikomoniasis. Biasanya, ada sensasi rasa terbakar saat buang air kecil. Jika rasa nyeri yang dirasakan sudah tidak tertahankan, ada baiknya Ayah dan Bunda memeriksakan diri ke petugas kesehatan.

Janin kurang aktif bergerak
Janin biasanya mulai aktif bergerak ketika memasuki usia kandungan 5 hingga 6 bulan. Biasanya, janin kurang aktif bergerak ketika tidur atau gerakannya terlalu halus sehingga Bunda tidak menyadarinya. Umumnya, bayi di dalam kandungan akan selalu bergerak dalam hitungan waktu 10 menit sekali. Jika Bunda merasa janin tidak seaktif biasanya atau bahkan tidak bergerak sama sekali, ini bisa menjadi tanda bahaya. Jangan menunggu waktu yang lama untuk melakukan pemeriksaan apabila Bunda merasa janin terlalu pasif di dalam perut.

Sakit dan bengkak di beberapa bagian tubuh
Seperti disebutkan sebelumnya, saat sedang mengandung Bunda akan cenderung mengalami perubahan hormon, yang juga berpengaruh pada kondisi fisik. Tidak jarang Bunda akan merasa lebih cepat lelah atau merasa sakit kepala. Nyeri perut juga umum ditemui akibat rahim yang terus membesar, serta peregangan ligamen otot panggul dan sekitar rahim. Meski begitu, jika Bunda merasa rasa sakit dan bengkak berlebih, terlebih jika muncul keluhan pandangan kabur, nyeri ulu hati, kepala berdenyut dan sakit, jangan sungkan untuk memeriksakan diri. Biasanya kondisi-kondisi ini muncul saat memasuki trimester kedua dan ketiga. Kemungkinan besar, bunda mengalami preeklamsia yang diperkuat dengan meningkatnya tekanan darah.

Kontraksi dan air ketuban pecah sebelum waktunya
Kontraksi ringan kerap dialami oleh Bunda yang memasuki usia kehamilan trimester kedua dan ketiga. Ini bisa menjadi tanda Bunda kelelahan atau kekurangan cairan. Sensasi ini akan makin sering dialami menjelang perkiraan waktu kelahiran. Namun, Ayah dan Bunda harus waspada jika kontraksi ini terlalu sering muncul sebelum waktu melahirkan. Kontraksi dan ketuban yang pecah sebelum waktunya bisa menjadi indikasi Buah Hati lahir secara prematur. Ketuban bisa disebut pecah dini apabila terjadi saat usia kandungan kurang dari 37 minggu. Hal ini bisa mengakibatkan infeksi bagi bayi yang baru lahir.

Ayah dan Bunda, sudah paham kan tanda-tanda apa saja yang harus diwaspadai selama masa kehamilan? Jika merasa mengalami salah satu gejala di atas, jangan ragu untuk segera menemui ahlinya dan memeriksakan diri ya. Jangan ragu juga untuk konsultasi dengan dokter jika merasa ada yang kurang dimengerti, agar Bunda dan Si Kecil bisa terus sehat hingga momen melahirkan.

Sumber:
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1136/tanda-tanda-bahaya-pada-ibu-hamil
https://www.alodokter.com/tanda-tanda-kamu-menjalani-kehamilan-yang-mungkin-membahayakan
https://www.prenagen.com/id/tanda-bahaya-kehamilan-yang-harus-diwaspadai

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.