Memahami Emosi Anak Usia Dini, Bagaimana Caranya

 

Bukan hal yang mudah memahami emosi anak usia dini. Setiap orang tua pasti akan sangat akrab dengan situasi dimana anak bisa dengan mudah marah, menangis, kesal, tertawa lalu sedih. Wajar tidak sebetulnya perubahan emosi anak usia dini? Sebelum kita membahas ada baiknya kita bahas dulu pengertian emosi. Emosi adalah perasaan yang dimiliki oleh anak, emosi ini digunakan anak untuk merespon sesuatu yang ada di sekitarnya. Misal saat dia melihat kegelapan maka ia merespon dengan rasa takut. Saat menerima hadiah anak merespon dengan rasa senang. Emosi ini bagian terpenting dari perkembangan anak usia dini, mengekspresikan emosi dengan tepat merupakan sesuatu yang perlu diajarkan kepada anak usia dini.

Perkembangan emosi erat kaitannya dengan perkembangan sosial, sehingga seringkali disebut perkembangan sosial emosional. Kaitan erat ini karena peran emosi tidak jauh dari peran sosial, emosi terjadi karena ada interaksi sosial dengan orang lain. Oleh karenanya jika kita membahas peran emosi maka kita juga mesti melihat usia anak, apakah usia anak sudah di usia bermain sosial bersama teman-temannya. Bagi anak usia 3 – 6 tahun, bermain adalah sesuatu yang penting sehingga belajar emosi akan berdampak pada hubungan pertemanan anak. Anak yang diajarkan emosi sejak dini akan lebih mudah membangun hubungan pertemanan.

Di usia 3 – 6 tahun anak sudah mesti mengenal emosi dasar seperti bahagia, sedih, takut dan marah. Ajari anak emosi ini sejak dini, berikan contoh-contoh cerita dari dongeng atau dari buku cerita, tanyakan pada anak apa yang dirasakan oleh tokoh. Cari cerita yang bisa mewakili perasaan bahagia, sedih, takut, dan marah. Dalam kehidupan sehari-hari orang tua juga sebaiknya membantu anak mengenali emosinya. Misal saat anak sedang menangis, tanyakan apa kamu sedang kesal, apa yang kamu rasakan?

Orang tua diminta untuk membantu anak mengenali, menamai dan mengalami emosinya. Anak usia dini kadang masih bingung dengan apa yang ia rasakan dan hanya mampu menunjukkan dengan ekspresi marah atau menangis. Saat anak senang menerima hadiah, orang tua juga perlu mempertegas, “Kamu senang, ya? Di dada kamu seperti ada yang kelitikin, ya.. ” dengan demikian Anak perlahan-lahan akan mengenali emosinya. Saat anak sudah mengenal emosinya ia akan lebih mudah mengenal yang terjadi pada dirinya dan mengekspresikan dengan tepat.

Kemampuan anak mengekspresikan perasaan dengan tepat akan mempermudah ia untuk berteman, anak juga akan tahu dan paham apa yang temannya rasakan jika ia dibiasakan mengenal perasaannya. Ternyata dari pengenalan emosi, kita telah membantu anak untuk dapat bersosialisasi dengan baik, loh.

Sumber :

The pragmatic parents. 7 Ways to Help Kids Identify Feelings & Control Emotions. 25 Juni 2021. https://www.thepragmaticparent.com/help-kids-identify-control-emotions/

Maria, I., & Amalia, E. R. (2018, October 29). Perkembangan Aspek Sosial-Emosional dan Kegiatan Pembelajaran yang Sesuai untuk Anak Usia 4-6 Tahun. https://doi.org/10.31219/osf.io/p5gu8

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.