Menerapkan Disiplin Positif dalam Keluarga

 

Sebagai orang tua, tentunya kita mengetahui bahwa anak-anak memerlukan bimbingan demi membentuk karakter dan perilakunya kelak. Baik dalam pendidikan formal maupun informal, termasuk menanamkan disiplin positif sejak kanak-kanak, terlebih lagi mereka cenderung melakukan apapun yang mereka sukai tanpa tahu adanya batasan. Disinilah peran orang tua sebagai role model pertama bagi anak. Lantas apa disiplin positif tersebut dan bagaimana menerapkannya? Simak tulisan berikut:

Disiplin positif

Menurut Weber Dictionary, disiplin bisa memiliki arti hukuman, perintah, mengoreksi, atau menyempurnakan kemampuan mental atau karakter moral. Dalam pendidikan anak, disiplin merupakan pendekatan mendidik anak untuk melakukan kontrol diri dan pembentukan kepercayaan diri dan berbeda dengan hukuman meskipun disiplin sering diterapkan menggunakan teknik hukuman.

Melalui disiplin positif ini, anak diajarkan untuk menyadari perilaku mereka, memahami konsekuensi dari perilaku mereka, bertanggung jawab, menggunakan rasa hormat dalam berinteraksi dengan lingkungan, namun pada saat yang sama juga menjaga martabat anak tanpa merendahkan harga diri mereka. Karena disiplin positif merupakan teknik penerapan disiplin tanpa menggunakan kekerasan dan ancaman yang pada praktiknya melibatkan komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak.

Menetapkan nilai-nilai positif

Penegakan disiplin pada anak melalui hukuman justru berpotensi menempatkan anak pada risiko masalah kesehatan fisik maupun mental, masalah sosial dan perilaku (membangkang atau merundung), serta perkembangan bahasa dan intelektual yang lambat. Disiplin positif diterapkan untuk mencapai tujuan jangka panjang, bukan tujuan jangka pendek. Hal ini terjadi jika anak melakukan kesalahan secara tak sengaja, maka Anda akan membentak dan mengomelinya. Maka hal ini hanya menyelesaikan masalah sesaat saja dan justru berisiko menempatkan anak pada masalah baru.

Sebagai orang tua, Anda harus membayangkan ingin dikenal anak sebagai orang tua yang seperti apa jika mereka dewasa nanti. Anda bisa bertanya pada anak apakah ia tahu apa yang harus dilakukan terhadap masalah tersebut. Ini merupakan tujuan jangka panjang, karena dengan cara ini, Anda tidak hanya memikirkan akibat yang sedang terjadi sebagai sumber belajar sehingga anak Anda dapat belajar mengenai meminta maaf, problem solving, serta menumbuhkan karakter bertanggung jawab yang akan menjadi bagian dari dirinya ketika dewasa kelak.

Kemampuan orang tua memilih respons berdasarkan tujuan jangka panjang alih-alih tujuan jangka pendek sangat dipengaruhi oleh kemampuan orang tua dalam mengelola emosinya dengan baik.

Sumber:

Parenting Module, Tanoto Foundation

Hidayat, Nur, Danarti, Sri Darwati. Disiplin Positif membentuk Karakter tanpa hukuman. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.