Orang Tua Bekerja juga Merindukan Anaknya

 
Untuk mengurangi rasa rindu, tak jarang Ayah dan Bunda memajang foto Si Kecil di meja kerja ataupun dompet mereka

Seorang Orang tua merupakan tanggung jawab besar, apalagi jika menjadi Ayah dan Bunda yang sekaligus membangun karir, pastilah merupakan tantangan yang sulit. Tidak hanya menerima beban deadline, memikirkan dinamika sosialisasi rekan kantor, serta menghadapi rute perjalanan yang macet.

Ayah dan Bunda yang bekerja juga harus memikirkan perhatian dan kesehatan Si Kecil. Bunda harus mencurahkan kasih sayang tanpa membawa beban di luar rumah yang dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi mental Si Kecil. Apalagi jika Ayah memiliki pekerjaan yang sering tidak bisa pulang ke rumah, seperti Ayah yang bekerja di laut atau Ayah yang bekerja di bidang ekspedisi, maka Ayah akan berpisah dengan Si Kecil untuk waktu yang lama. Disitulah dilema Ayah dan Bunda sekaligus rindu pada Si Kecil bermula.

Untuk mengurangi rasa rindu, tak jarang Ayah dan Bunda memajang foto Si Kecil di meja kerja ataupun dompet mereka, hal tersebut tentu saja agar bisa senantiasa melihat senyum Si Kecil yang akan kembali memupuk semangat ditengah suntuk lembur atau lelah menghadapi komentar-komentar negatif dari atasan. Sedangkan satu-satunya cara untuk mencurahkan rasa rindu, adalah dengan melakukan video call. Meskipun sebentar tentu saja akan mengurangi rindu meskipun hal tersebut tidak membayar tuntas rasa rindu.

Namun, pasti sebesar apapun usaha Ayah dan Bunda untuk memenuhi rasa rindu, tetap tidak akan bisa menebusnya. Rasa rindu itu biasanya timbul akibat merasa bersalah karena tidak bisa menemani dan mengamati perkembangan Si Kecil di rumah. Ditambah lagi jika Bunda memiliki anak usia 1 tahun yang kemungkinan besar akan melewati tahapan perkembangan Si Kecil seperti akan melewatkan langkah pertama atau rambatan pertama.

Ayah dan Bunda akan kembali merasa dilema jika pengasuh memberi tahu Si Kecil telah bisa menyebut “Ayah dan Bunda” pertamanya tetapi kita tidak bisa mendengarnya secara langsung. Apalagi jika Si Kecil mendadak sakit tetapi Ayah sedang dalam perjalanan jauh atau Bunda sedang menghadapi deadline. Pasti rasa kecewa sekaligus sedih akan berlipat-lipat ganda, setelah itu akan muncul kecewa pada diri sendiri karena tidak mampu menjadi Orang Tua terbaik untuk Si Kecil.

Belum lagi pandangan sebelah mata yang menganggap Bunda mengurus Si Kecil dengan tidak baik, bisa saja tetangga sekitar rumah akan melihat Bunda lebih mementingkan karier, atau mungkin saja rekan kantor akan memandang sebelah mata dan meremehkan kita. Berbagai gosip-gosip tidak enak akan membuat Bunda kecewa dan bersedih hati, ditambah lagi Bunda jauh dengan Si Kecil. Bunda tidak perlu sedih berlarut-larut karena justru kerja keras Bunda dilakukan demi masa depan Si Kecil.

Demi memenuhi kebutuhan bonding bersama Si Kecil, Ayah dan Bunda bisa memanfaatkan waktu di akhir minggu untuk bermain bersama, membacakan cerita, dan lain-lain. Ketika pulang ke rumah, usahakan mencuri waktu untuk memperhatikan Si Kecil, Bunda bisa menyuapinya makan, menanyakan tentang kegiatannya hari ini, bahkan tidur bersama berbagi pelukan. Sementara, Ayah bisa bermain bersama, mengantar Si Kecil ke sekolah, mengajak olahraga ringan bersama, dan lain-lain.

Ayah dan Bunda perlu bekerjasama dengan pengasuh, tetap mengontrol dan komunikasi, sehingga Ayah dan Bunda tidak ketinggalan perkembangan dan kegiatan Si Kecil.

Sumber:
https://www.fimela.com/parenting/read/3770120/ibu-ldr-dengan-anak-jangan-pernah-tanyakan-perasaannya
https://www.fimela.com/parenting/read/3769872/menjadi-ibu-yang-bekerja-bukan-berarti-tak-ada-waktu-untuk-anak
https://doktersehat.com/ibu-dan-anak/parenting/moms-ini-cara-agar-anak-dekat-dengan-ibu-yang-bekerja/

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.