Kenali Osteoporosis: Tantangan Setelah Melahirkan

 

Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang menjadi rapuh dan mudah patah.

Istilah osteoporosis sering kali diasosiasikan dengan orang tua. Padahal, sebenarnya perempuan muda juga berisiko mengalami kondisi ini, terutama dalam situasi khusus seperti kehamilan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari International Osteoporosis Foundation yang menemukan bahwa risiko perempuan ternyata 4 kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Apa itu osteoporosis?

Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Kondisi ini biasanya tidak terdeteksi hingga terjadi patah tulang selama atau setelah masa kehamilan, ketika menyusui. Penyebabnya dapat berasal dari berbagai faktor, termasuk pengobatan tertentu yang mengurangi massa tulang, gaya hidup yang tidak mendukung kesehatan tulang, penyakit kronis, hingga perubahan metabolisme tulang normal selama kehamilan.

Saat Bunda hamil, janin memerlukan kalsium dalam jumlah besar untuk perkembangan tulangnya. Di sinilah risiko osteoporosis meningkat, karena kalsium yang dibutuhkan janin diambil dari tulang ibu. Jika massa tulang Bunda rendah, kadar kepadatan tulang pun jadi lebih mudah berkurang.

Setelah hamil, dilansir dari laman National Institute of Health, para ibu juga sering kehilangan massa tulang selama menyusui. Kondisi ini juga disebabkan oleh kebutuhan bayi akan kalsium, yang diambil dari tulang ibu dan dikonsumsi melalui ASI.

Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk terus menjaga kesehatan tulang dengan memastikan asupan kalsium dan nutrisi pembentukan tulang mencukupi, agar terhindar dari risiko osteoporosis yang menyebabkan patah tulang selama hamil, saat melahirkan, atau setelah melahirkan.

Bagaimana cara mencegah osteoporosis sejak dini?

Dikutip dari penjelasan Pakar Gizi Medik FKUI-RSCM Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc, Bunda dapat melakukan beberapa tindakan preventif dari osteoporosis dengan melakukan langkah 3S:

1. Saatnya Mulai dari Dini
Tahukah Bunda, bahwa nutrisi yang dikonsumsi ketika hamil sangat memengaruhi kepadatan tulang Si Kecil sejak lahir hingga usia dewasa? Maka dari itu, penting untuk membangun kesadaran akan risiko osteoporosis bahkan sebelum mengalami kehamilan.

2.Sediakan Nutrisi
Kesehatan tulang dapat didukung oleh asupan nutrisi yang baik untuk tulang. Beberapa di antaranya adalah sayuran hijau, susu, keju, telur, salmon, dan tuna, bahan-bahan makanan yang telah difortifikasi vitamin D dan kalsium.

3.Suplementasi Kalsium dan Vitamin D
Pada masa pertumbuhan yang pesat, dibutuhkan setidaknya sekitar 600-1.200 mg kalsium per harinya. Jika Bunda sedang menyusui, dibutuhkan kalsium yang lebih banyak lagi, hingga 1.300 mg per hari. Kebutuhan ini dapat dipenuhi selain dari sumber makanan yang dikonsumsi, juga dari suplemen kalsium dan vitamin D.

Selain tiga hal di atas, Bunda bisa juga mulai menerapkan gaya hidup sehat bersama keluarga dengan aktif bergerak, olahraga secara rutin, serta berjemur di bawah sinar matahari pagi. Selain itu, Bunda juga bisa mulai berlatih menahan beban yang akan membantu tulang untuk menjadi kuat.

Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, Bunda tidak hanya melindungi diri sendiri dari risiko osteoporosis, tetapi juga memberikan dasar yang kuat bagi generasi Si Kecil yang akan datang. Ingat, tindakan Bunda sekarang dapat membawa dampak jangka panjang yang positif bagi kesehatan tulang bagi kita dan masa depan keluarga.

Sumber:
https://fk.ui.ac.id/infosehat/ini-penyebab-ibu-hamil-menyusui-rentan-osteoporosis/

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.