Pentingnya Mengelola Emosi Ibu Hamil

 

Masa kehamilan tentunya akan memberikan rasa gembira bagi para calon orang tua baru. Tetapi sebenarnya, kehamilan tidak hanya menimbulka rasa gembira saja. Beragam emosi muncul bersamaan dengan perubahan hormon yang mengalir di tubuh ibu hamil. Meningkatnya hormon-hormon pendukung perkembangan janin seperti Hcg (Human Chorionic Gonadotropin), progresteron dan estrogen ini sangat berperan membuat emosi ibu hamil berubah-ubah. Nah, Ayah dan Bunda harus sama-sama mengetahui hal ini ya karena perubahan emosi pada ibu hamil harus dikontrol untuk keselamatan ibu dan janin. Mari simak pemaparan berikut.

Emosi menurut KBBI adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat. Ada dua kelompok emosi yaitu emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif terdiri dari rasa antusias, kegembiraan dan rasa cinta. Sementara itu, emosi negatif adalah sebaliknya yaitu rasa sedih, bersalah, marah dan takut. Perubahan-perubahan emosi yang terjadi pada ibu hamil biasanya berupa emosi negatif seperti perasaan labil, sedih dan khawatir namun kondisinya berbeda-beda pada setiap ibu. Emosi pada ibu hamil yang tidak teregulasi dengan baik akan menggiringnya pada kondisi stress yang berkepanjangan. Stress yang berkepanjangan ini dapat menyebabkan gangguan mental. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 10% wanita hamil di dunia mengalami gangguan mental terutama depresi. Terutama di negara berkembang, gangguan mental saat kehamilan meningkat hingga 15%.

Ada beberapa gejala gangguan mental yang menyerang ibu hamil. Di antaranya adalah kecemasan yang berlebihan, susah tidur dan depresi. Kemampuan meregulasi atau mengontrol emosi ini sangatlah dibutuhkan oleh ibu hamil karena kondisi stress yang berkepanjangan ini akan berpengaruh pada perkembangan janinnya. Adapun beberapa dampak emosi negatif pada ibu hamil:

1. Kondisi emosi mempengaruhi kontraksi sehingga proses kelahiran terhambat atau harus menempuh jalur operasi

2. Stress pada ibu hamil akan meningkatkan resiko bayi prematur dan bayi lahir dengan berat rendah

3. Emosi mempengaruhi produksi ASI di masa menyusui eksklusif

4. Ketidakstabilan emosi akan berpengaruh pada perkembangan emosi negatif anak, kondisi mental dan kemungkinan anak juga dapat terdampak ADHD (gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas)

Untuk meregulasi emosi dengan baik di masa kehamilan tentunya ibu hamil membutuhkan dukungan dari pasangan dan keluarga. Tidak mengandung bukan berarti suami perlu tahu mengenai kehamilan, tetapi memahami kondisi emosi di masa kehamilan dengan menggali informasi sebanyak-banyakanya juga merupakan dukungan. Selain itu, menemani ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil dan periksa kehamilan secara rutin juga dukungan yang dibutuhakan. Jangan lupa bahwa di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat jadi selain mengontrol emosi, pastikan bahwa ibu hamil juga ternutrisi dengan baik untuk mewujudkan kehamilan yang sehat dan berbahagia.

Sumber:

Parenting Module, Tanoto Foundation

Murkoff, Heidy “What to Expect When You Are Expecting (2009)

Baby Centre: Mood Swing During pregnancy (2016)

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.