Perlukah Balita Diajari Membaca Menulis dan Berhitung Sebelum Masuk SD?

 
Kemampuan membaca dan menulis pada anak sangat dipengaruhi oleh kemampuan anak untuk sadar akan phonemik.

Periode emas si kecil mulai usia 0-5 tahun ada baiknya diisi dengan kegiatan-kegiatan yang membantu perkembangannya untuk bekal ketika mereka sudah diharuskan masuk ke lingkungan sekolah. Bisa seperti belajar mengenal huruf maupun angka yang menjadi dasar kemampuan menulis dan berhitung.

Menulis disebut sebagai keterampilan penting yang harus dikuasai. Misalnya, si kecil yang bisa menulis dengan lancar dan jelas lebih mampu menggunakan tulisan untuk merekam pikiran dan gagasannya. Ketika kemampuan menulis lancar, maka ide-ide mereka bisa mengalir. Si kecil juga perlu menulis untuk banyak pelajaran dan tugas sekolah.

Keterampilan menulis tangan membantu anak-anak mengembangkan keterampilan membaca dan mengeja. Menulis juga dapat meningkatkan kemampuan untuk mengingat informasi. Ini menggabungkan keterampilan motorik halus, bahasa, memori dan konsentrasi.

Karena pengalaman awal bahasa seorang anak dianggap sangat mendasar bagi kesuksesan mereka di kemudian hari, menjadi semakin umum bagi anak usia prasekolah (0-6 tahun di Indonesia) untuk mulai diajarkan keterampilan keaksaraan dasar atau mengenalkan huruf bahkan sebelum pendidikan formal dimulai.

Kemampuan membaca dan menulis pada anak sangat dipengaruhi oleh kemampuan anak untuk sadar akan phonemik. Kesadaran phonemik yaitu kemampuan untuk membedakan bunyi dalam bahasa. Kemampuan ini terbentuk pada kemampuan mendengarkan. Potensi anak untuk dapat membaca dan menulis juga dapat dideteksi sejak dini melalui tahapan kesadaran phonemik tersebut. Kesadaran phonemik terbentuk sejak bayi baru lahir dengan ciri-ciri yaitu terkejut mendengar suara keras atau suara yang tiba-tiba muncul, menyukai suara-suara yang lembut dan memberi rasa aman, dan tertarik dengan suara yang dimainkan berkali-kali dan berubah-ubah.

Kesadaran phonemik pada bayi dan balita dengan ciri-ciri yaitu mulai bereksperimen dengan suara, merespon lagu-lagu yang sering didengar, ikut bergerak sesuai lagu, menunjukkan ketertarikan pada buku mencakup 3 gambar dan benda-benda yang dikenal, berusaha menamai benda atau menirukan suara binatang ketika melihat gambar. Kesadaran phonemik pada anak awal prasekolah memiliki ciri-ciri yaitu menyukai lagu-lagu, cerita, puisi dan mengenali namanya, mengenali irama puisi/syair yang sama (suaranya sama). Kesadaran phonemik di Taman Kanak-kanak ditunjukkan dengan ciri yaitu peduli suara/hubungan simbol-simbol, dan dapat mencampur fonem dan membagi suku kata. Terkait dengan kesadaran phonemik tersebut maka pendidik harus mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemampuan anak untuk mengembangkan kesadaran phonemik.

Berikut ini tips untuk mengajarkan si kecil menulis:

Kembangkan kemampuan cengkraman si kecil dengan membiasakannya memegang alat tulis. Bisa dimulai dengan krayon tebal atau kapur.


Buat aktivitas menarik seperti menyambungkan garis putus-putus atau mendorong mereka membuat bentuk sesukanya.
Bebaskan si kecil menulis di berbagai tempat seperti tembok, kaca, maupun kertas.


Ketika cengkraman sudah mantap, saatnya mengajarkan si kecil menulis mengikuti bentuk-bentuk huruf. Secara perlahan, bantu mereka menulis kata. Bisa dimulai dengan menulis nama mereka sendiri.

Sama halnya dengan menulis, berhitung juga tonggak penting dalam perkembangan si kecil. Mengajarkan anak prasekolah berhitung akan meningkatkan kesiapan mereka untuk konsep matematika lain yang akan diajarkan di masa depan, seperti penjumlahan dan pengurangan. Salah satu cara untuk memulai adalah dengan memberi tahu si kecil berapa usianya sambil mengacungkan jumlah jari yang benar.

Bagaimana menstimulasi berhitung pada si kecil?
Mengenalkan konsep berhitung kecil dengan benda-benda di sekitar sambil bernyanyi mulai usia 12 bulan. “Memainkan” kesalahan berhitung saat si kecil berusia 2 tahun, seperti melompatkan angka. Dari kesalahan itu, kita dapat melihat kemampuan berhitung si kecil.
Tingkatkan jumlah angka yang dihitung ketika si kecil berusia 3-4 tahun. Apabila di usia 1-3 menghitung 1-10, maka di usia 3-4 bisa dikenalkan dengan angka belasan bahkan puluhan.

Di samping hal positif dari mengajarkan balita menulis dan berhitung, di sisi lain, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa anak usia prasekolah yang diajari menulis maupun berhitung sejak dini bukan berarti lebih baik dari mereka yang belajar tepat di usia sekolah.

Studi dari University of Regensburg di Jerman, menunjukkan bahwa belajar lebih lambat (tepat sesuai usia sekolah) memungkinkan anak-anak untuk lebih efisien mencocokkan pengetahuannya tentang dunia, sesuai dengan pemahaman mereka dengan kata-kata yang mereka pelajari.

Namun pada akhirnya, ayah dan bunda harus melihat kembali bagaimana sifat si kecil, karena yang terpenting adalah metode pembelajaran yang dijalani cocok dan bagus untuk mereka.

Sumber:
https://www.bbc.com/future/article/20220228-the-best-age-for-learning-to-read
https://raisingchildren.net.au/toddlers/play-learning/learning-ideas/handwriting
https://www.verywellfamily.com/teaching-your-preschooler-how-to-count-2162482
https://www.babycenter.com/toddler/development/how-and-when-should-i-teach-my-child-her-numbers_6899

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.