PTM 100%, Pro atau Kontra?

 
Besar harapan peserta didik untuk kembali PTM, namun faktor kesehatan harus diutamakan.

Per Januari 2022 proses pembelajaran sekolah telah ditetapkan dengan sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Pembelajaran di Masa Pandemi untuk tahun ajaran 2022, bagi area PPKM level 1 atau zona hijau. Aturan tersebut ditetapkan setelah para peserta didik menjalani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sejak awal pandemi di Indonesia, setelah hampir dua tahun. Hal itu tentu sangat mempengaruhi gaya belajar dan bagaimana para peserta didik memproses ilmu yang didapatkan dari sekolah.


Riset yang dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terhadap 3.391 peserta didik SD dari tujuh kabupaten/kota di empat provinsi, pada Januari 2020 dan April 2021, menunjukkan bahwa pandemi menimbulkan kehilangan pembelajaran (learning loss) yang signifikan. Hasil tersebut juga didukung dengan Kajian UNESCO, UNICEF, dan World Bank yang mendorong dibukanya kembali sekolah sebagai prioritas setiap negara. Krisis kehilangan pembelajaran secara global banyak membuat peserta didik kehilangan kemampuan berinteraksi sosial, tingkat kesehatan menurun, mengalami kekerasan termasuk pernikahan dini, dan terganggu perkembangan mentalnya.


Berdasarkan fakta dan data dari survey kesiapan PTM oleh Direktoran Sekolah Dasar 2021, sebesar 97 persen harapan peserta didik ingin kembali ke sekolah. Dengan 100 persen responden memahami bahaya COVID-19, dan 98,6 persen responden memahami tentang jarak sosial. Sebesar 89,9 persen orang tua juga setuju untuk menerapkan sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Syarat lainnya adalah peserta didik dan tenaga pengajar sudah melengkapi vaksin dua dosis. Sekolah juga diharuskan menyiapkan sejumlah fasilitas tambahan seperti tempat cuci tangan. Peserta didik harus menjaga jarak hingga tidak dapat makan bersama selama di sekolah. Meski sudah ditetapkan Kementerian, namun Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tetap menimbulkan pro kontra. Untuk yang tinggal di wilayah perkotaan, PTM dinilai sebagai sistem pembelajaran ideal karena peserta didik dapat berinteraksi dengan guru dan teman secara langsung.


Sementara yang berdomisili di pedesaan khususnya kawasan 3T (Terdepan, Terluar, dan Termiskin) mengalami kesulitan selama penerapan sistem pembelajaran daring. Utamanya dikarenakan banyak orang tua peserta didik yang tidak memiliki sarana pendukung maupun pengetahuan menggunakan internet, sehingga lebih memilih PTM. Di sisi lain, penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dibarengi dengan meningkatnya kasus COVID-19 varian Omicron. Pasalnya, peserta didik dinilai belum bisa untuk mengendalikan emosi ketika bertemu dengan teman. Kemungkinan untuk mereka ceroboh, seperti mengobrol jarak dekat tanpa masker, juga tinggi.


Dengan menimbang pro kontra yang ada, Kepala Lembaga Pengembangan Humaniora (LPH) UNPAR Romo RD. Yohanes Driyanto, Drs., LJC. atau yang juga disapa Romo Dri mengatakan, baik pembelajaran dengan skema jarak jauh maupun muka tetap tujuan pencapaiannya sama, yaitu knowledge, skill, dan attitude yang berkorelasi dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Keseimbangan antara ketiga hal itulah yang disebut sebagai berkarakter. Dan mengadopsi tujuan pendidikan secara universal yang dirumuskan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui UNESCO, ada empat pilar tujuan pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan.


Yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Romo Dri pun menilai, umum jika ada kekhawatiran sebagian kalangan bahwa jika pembelajaran daring diteruskan tanpa ada pembelajaran tatap muka, maka lambat laun akan membentuk kebiasaan negatif ke depannya. Hal penting yang perlu dilakukan oleh ayah dan bunda adalah tetap mengingatkan si kecil untuk senantiasa menjalankan protokol kesehatan selama berada di sekolah. Dan memberikan dukungan dengan memenuhi kebutuhan yang diperlukan apabila harus menjalani Pembelajaran Tatap Muka (PTM), agar tetap terhindar dari penularan atau bahkan menularkan virus COVID-19.

Sumber artikel:
https://indonesia.go.id/kategori/editorial/3576/aturan-baru-sekolah-tatap-muka-jamin-pemulihan-pembelajaran
http://ditpsd.kemdikbud.go.id/upload/filemanager/download/Infografis-Pedoman-PTMP%20SD.pdf
http://stiestekom.ac.id/berita/wacana-pembelajaran-tatap-muka-ptm-di-masa-pandemi-sebuah-pro-dan-kontra/2021-09-24
https://fia.ui.ac.id/dilema-penerapan-pembelajaran-tatap-muka-dan-solusinya/

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.