Sebelum Menyapih, Ketahui Hal-Hal Berikut Ini

 
Menyapih merupakan proses menggantikan ASI secara bertahap dengan sumber gizi lainnya.

Halo Ayah dan Bunda, sedang terpikirkan untuk menyapih Si Kecil? Sebelum memutuskan, ada baiknya jika mengenali lebih dalam konsep menyapih dan apa saja langkah-langkah yang perlu disiapkan. Menyapih bukanlah perkara yang mudah, prosesnya harus tepat dan Bunda tidak boleh merasa khawatir karena anak sudah tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI).

Dokter Spesialis Anak dr. Meta Hanindita, Sp.A.(K) menyebut, menyapih merupakan proses menggantikan ASI secara bertahap dengan sumber gizi lainnya. Periode menyapih ini bisa dimulai saat Si Kecil mendapatkan makanan pendamping ASI atau MPASI. Dalam bukunya yang berjudul “Mommyclopedia 456 Fakta tentang ASI dan Menyusui”, ia menyebut Bunda dapat merasakan emosi yang bercampur antara senang karena akan merasakan kebebasan, namun juga sedih karena ini berarti bayi akan beralih ke level hidup yang selanjutnya. Oleh karena itu, saat memutuskan untuk mulai menyapih, harus dipastikan kesiapan dari Bunda dan Buah Hati.

The American Academy of Pediatrics menyebut, pemberian ASI bisa terus dilakukan selama Bunda dan Si Kecil berkeinginan untuk melanjutkannya. Jadi, keputusan untuk mulai menyapih merupakan keputusan personal dan bisa berbeda-beda, sesuai dengan kesiapan masing-masing. Yang perlu dipastikan adalah pemberian ASI eksklusif harus diberikan selama enam bulan pertama.

Tidak hanya itu, ketika masih dalam masa menyusui atau ASI eksklusif dan ternyata Si Kecil menolak, hal ini bukan berarti tanda bahwa ia siap untuk disapih. Bunda jangan terburu-buru berpikiran jika anak bisa langsung disapih, melainkan hal ini terjadi karena beberapa alasan. Di antaranya, sedang tumbuh gigi, sakit, mengalami infeksi telinga, efek makanan atau produk perawatan kulit yang digunakan Bunda, dan lain sebagainya.

Proses menyapih akan sulit dilakukan jika diterapkan secara mendadak bagi kedua pihak, sehingga harus dipersiapkan sebaik mungkin dan dilakukan bertahap. Pemberian MPASI bisa menjadi salah satu metode untuk mulai menyapih. Dengan pemberian makanan padat, frekuensi Si Buah Hati meminum ASI akan berkurang dibandingkan sebelum mengkonsumsi MPASI. Jika hal ini diterapkan secara konsisten dan bertahap, maka akan mudah bagi Si Kecil untuk berhenti menyusu dan terbiasa makan atau minum bahan makanan yang lain.

Proses pembiasaan dan bertahap ini tidak hanya membawa manfaat bagi Si Kecil, tapi juga Bunda lho. Dengan mengurangi frekuensi dan durasi menyusu, hal ini akan membuat produksi ASI secara perlahan terus menurun. Jika nanti Si Kecil sudah benar-benar terlepas dari ASI, payudara juga akan berhenti memproduksi ASI. Jika proses bertahap ini tidak dilakukan, akibatnya payudara akan penuh dengan ASI dan menyebabkan rasa tidak nyaman bagi Bunda.

Dalam laman One Step at A Time, disebutkan ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh Bunda jika hendak menyapih Si Kecil.

Pertama, jangan menyapih dengan mengabaikan Buah Hati, karena bisa berisiko membuat anak trauma. Jika Bunda hendak bepergian, bisa memompa ASI agar suplainya tetap tersedia.

Kedua, Bunda diimbau untuk tidak mengoleskan sesuatu yang tidak enak ke payudara. Cara ini dalam kehidupan sehari-hari memang banyak yang melakukan. Namun, hal tersebut bisa berisiko menghancurkan kepercayaan si Kecil dan kemungkinan tidak berhasilnya tinggi.

Terakhir, membiarkan anak menangis saat meminta ASI. Saat tidak ada seorangpun yang memberikan perhatian atau menenangkan saat menangis, hal ini akan membuat mereka kehilangan kepercayaan kepada Bunda maupun Ayah. Padahal, selama ini Ayah Bunda lah yang memberi rasa nyaman dan aman.

Ada beberapa teknik menyapih anak yang bisa diterapkan, dikenal dengan gentle weaning atau weaning with love (menyapih dengan cinta). Penyebutan ini diberikan karena melalui pendekatan perlahan dan tidak mendadak, sehingga anak tidak merasa trauma.

Cara pertama adalah dengan tidak menawari ASI, tapi juga tidak menolak jika Si Kecil masih ingin menyusu. Hal ini memang cenderung lebih lambat dibandingkan metode lain, namun penting jika masih mengutamakan kebutuhan Buah Hati. Cara ini juga lebih menekankan pada keinginan Si Kecil sendiri jika ingin berhenti menyusu.

Kedua, Bunda bisa menggunakan metode mengalihkan perhatian atau memberi pengganti ASI. Sebelum waktu menyusu atau si Kecil menunjukkan keinginan demikian, Ayah Bunda bisa mengalihkan perhatian pada permainan yang disukai, berjalan-jalan sekitaran rumah, atau memberi cemilan yang disukai. Saat malam jika Si Buah Hati terbangun dan tampak ingin menyusu, alihkan perhatian dengan mengobrol atau menyanyi.

Berikutnya, lakukan proses menyapih perlahan dengan menubah jadwal atau kebiasaan si Kecil. Jika biasanya proses menyusu memakan waktu selama 30 menit, Bunda bisa mengurangi durasinya perlahan-lahan, seperti 15 menit atau 20 menit, dan terus berkurang. Atau saat si Kecil mulai meminta menyusu atau masuk jadwal kebiasaannya, Bunda bisa menunda dan mengatakan nanti atau mengalihkan perhatiannya. Ada kemungkinan hal ini membuat mereka lupa dengan keinginannya karena sibuk dengan hal lain.

Menyapih memang sebuah proses yang emosional, terlebih jika Bunda memberikan si Kecil ASI eksklusif. Jika terjadi tiba-tiba, si Kecil bisa tantrum atau emosinya meledak-ledak, bahkan menangis meraung-raung. Karena itu, kesiapan dan kesabaran Bunda akan diuji, sembari tetap memastikan nutrisi dan gizi si Kecil tetap tercukupi.

Sumber :
https://id.theasianparent.com/weaning-with-love-gentle-weaning-cara-terbaik-menyapih-anak-asi
https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/30/210000565/cara-menyapih-anak-yang-benar–waktu-proses-dan-metodenya?page=all
https://www.alodokter.com/cepat-atau-lambat-ibu-harus-tahu-cara-menyapih-anak
https://www.haibunda.com/menyusui/20211006110439-54-244298/12-cara-menyapih-anak-dengan-metode-weaning-with-love-catat-ya-bun

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.