Persaingan antar Adik dan Kakak, Orang Tua Harus Apa?

 
Sibling rivalry adalah persaingan antara saudara kandung yang menimbulkan rasa kompetisi, rasa iri, rasa cemburu dan konflik untuk mendapat perhatian orangtua, mainan atau barang yang lebih bagus, teman serta prestasi yang lebih.

Setelah sekian lama si Kecil dimanjakan seorang diri, lalu tiba saatnya si Kecil memiliki saudara baru. si Adik, yang hadir ditengah-tengah hidupnya tentu tetiba mencuri segenap perhatian Ayah dan Bunda. Bukannya tidak memperhatikan, tetapi Ayah dan Bunda membagi perhatian kepada dua anak. Tentu saja karena sang adik lebih kecil dan tidak dapat melakukan apa-apa sendirian, seolah-olah perhatian seakan semua tertuju padanya. Kondisi rasa iri dan cemburu ini akan mengantarkan Ayah dan Bunda pada sibling rivalry atau dikenal dengan nama persaingan antara saudara kandung. Lalu bagaimana selanjutnya?

Sibling rivalry adalah persaingan antara saudara kandung yang menimbulkan rasa kompetisi, rasa iri, rasa cemburu dan konflik untuk mendapat perhatian orangtua, mainan atau barang yang lebih bagus, teman serta prestasi yang lebih. Sibling rivalry dapat terjadi dalam keluarga manapun tanpa membedakan gender (jenis kelamin).

Pemicu utama dari sibling rivalry adalah perasaan si Kecil yang merasa kurang mendapatkan perhatian dari Ayah dan Bunda. Hal ini membuat si Kecil merasa hubungan eksklusifnya terancam oleh kehadiran sang adik. selain itu, tahap perkembangan fisik maupun emosi si kecil juga yang dapat mempengaruhi proses ini.

Hal yang tidak kalah memicu adalah cara pola asuh atau parenting style Ayah dan Bunda yang secara tidak sadar condong lebih memperhatikan anak yang lebih unggul atau membandingkan antara saudara kandung dan membuat satu sama lain berkompetisi. selain itu, faktor budaya juga dapat mempengaruhi, misalnya budaya yang ‘mengagungkan” gender laki-laki akan mengutamakan atau memperhatikan lebih si anak laki. mungkin tidak hanya Ayah dan Bunda, tetapi lingkungan setempat juga turut “merayakan” si bayi dengan gender tersebut.

Berikut adalah beberapa tips yang dapat Ayah & Bunda lakukan untuk mengatasi ‘tegangan-tegangan ‘ yang terjadi karena sibling rivalry;

  1. Menghargai keunikan masing-masing anak. Fokus kepada kelebihannya karena setiap anak memiliki bakat, kemampuan dan kesenangan masing-masing. Cari tahu kecerdasan majemuk si kecil dan salurkan bakatnya.
  2. Jangan melabeli dan membandingkan anak. Misal melabeli dengan sebutan “si sulit diatur”, atau adanya kalimat-kalimat seperti: “Ayo Mas, kaya adiknya dong penurut” atau “Ih anak lanang kesayangan Bunda”
  3. Ayah dan Bunda luangkan waktu untuk bermain permainan yang menyenangkan bersama serta jangan lupa untuk meluangkan waktu berkualitas ke masing-masing anak. Misalnya, hari sabtu Ayah dan Bunda bermain dengan si Kakak dan Ayah dengan si Adik lalu di hari berikutnya, Ayah dan Bunda bertukar menemani salah satunya.
  4. Mulai ajarkan dan biasakan si Kecil untuk saling mengungkapkan kasih sayang satu sama lain dan tanamkan rasa saling memiliki sebagai satu keluarga.
  5. Ayah dan Bunda mulailah membuat peraturan yang jelas. Contohnya tidak boleh memukul, tidak berkata kasar dan selalu meminta izin jika ingin meminjam barang. Peraturan ini juga akan membuat si Kecil tumbuh menjadi sosok yang menghargai saudaranya.
  6. Bersikap adil dan berusaha menghindari menjadikan satu anak sebagai favorit. Tidak dapat dipungkiri terkadang Ayah dan Bunda memiliki salah satu anak yang lebih favorit. Tetapi usahakan untuk menahan sikap tersebut dan tidak menunjukkannya dihadapan satu sama lain. Satu hal lagi, Ayah dan Bunda jangan membiasakan si Kakak untuk selalu jadi yang mengalah karena rasa ini akan membuatnya merasa diabaikan.
  7. Menjaga jarak kelahiran minimal 39 bulan setelah kelahiran pertama. Hal ini tentunya bertujuan agar Ayah dan Bunda dapat memenuhi kebutuhan ASI Ekslusif selama 6 bulan hingga 2 tahun ASI.

Persaingan antar saudara kandung sebetulnya adalah hal yang wajar, namun jika terjadi ketegangan dan konflik yang berkelanjutan sehingga membuat sulit diatasi maka sebaiknya diperlukan perhatian lebih. Beberapa konflik yang perlu diperhatikan yaitu jika muncul perilaku agresif (seperti menendang, memukul, mencakar, merusak barang). Serta perilaku berlebihan yang tidak mau membantu, tidak mau berbagi dan selalu mengadukan perbuatan saudara kandung.

Sikap saling menghargai, menyayangi antar saudara harus dipupuk sedini mungkin, bahkan sejak saudaranya masih berada dalam kandungan. Ajarkan si kakak untuk turut serta berbicara dengan calon adiknya dari perut Bunda. Memperlihatkan gerakan-gerakan dari dalam perut yang terjadi dan meminta si kakak merasakannya juga, sehingga jalinan kasih sayang dapat terjadi.

Ayah Bunda juga dapat bercerita mengenai kegiatan seru apa saja yang bisa dilakukan bersama si adik nanti. Proses yang cukup panjang ini memerlukan sikap konsisten dari orangtua serta pengasuh, hindari perkataan “nanti kalau adik lahir, kakak tidak disayang Ayah Bunda lagi lho!” walaupun hanya bercanda, tetapi hal ini bisa mempengaruhi cara pikir si kakak dan merasa si adik nantinya adalah saingan dan merebut kasih sayang orangtuanya.

Sumber:

https://childdevelopmentinfo.com/parenting/9-ways-deal-sibling-rivalry/#gs.7k4y8b
https://www.kajianpustaka.com/2021/05/sibling-rivalry.html

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.