Tes dan Persiapan Fisik Calon Pengantin

 

Sebagai calon pengantin, baik calon mempelai pria maupun wanita, harus mempersiapkan banyak hal . Salah satunya adalah memeriksa kondisi kesehatan masing-masing. Menurut buku saku Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon Pengantin, calon pengantin diharapkan melakukan beberapa pemeriksaan. Salah satunya adalah Pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan denyut nadi, frekuensi nafas, tekanan darah, suhu tubuh. Pemeriksaan Status Gizi seperti berat badan, tinggi badan, LILA (Lingkar Lengan Atas) dan kemungkinan adanya tanda-tanda anemia.

Selanjutnya adalah pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah dan dalam kondisi tertentu adalah pemeriksaan gula darah, HIV, IMS, hepatitis, TORCH; (Toxoplasma gondii, (toxo), Rubella, Cyto Megalo Virus (CMV), Herpes Simplex Virus (HSV) atau virus-virus lainnya seperti Malaria atau Thalassemia. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menangani berbagai kendala yang ditemukan contohnya jika mengalami anemia, maka akan diberikan suplemen tambah darah yang sesuai sehingga ketika kehamilan terjadi, dampak-dampak buruk anemia seperti pendarahan atau melahirkan bayi stunting dapat dihindari.

Selain tes fisik, biasanya calon pengantin akan diminta untuk melakukan imunasi TT untuk mencegah penyakit tetanus. Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit tetanus dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi TT untuk mencapaikekebalan penuh.

Sementara itu, untuk pemenuhan gizi calon pengantin, menurut Dokter Yohan Samudra, SpGK-AIFO, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemenuhan nutrisi harian untuk meningkatkan kesuburan dan kehamilan yang sehat:

  • Cukupi kebutuhan protein seperti dari ikan, ayam, daging, tahu, yogurt, telur, ataupun kacang-kacangan. Boleh juga ditambahkan susu protein whey yang baik untuk mendukung kesehatan sel telur dan sperma
  • Pilih karbohidrat kompleks dengan glikemik indeks yang rendah seperti nasi merah, nasi cokelat, gandum, oatmeal, serealia atau jagung. Hindari terlalu banyak gula refinasi dan gula tambahan
  • Tingkatkan konsumsi lemak baik LCPUFA yang kaya omega 3 seperti dari minyak canola, olive oil, alpukat dan biji-bijian, hindari lemak jenuh dan trans yang sering dijumpai pada gorengan dan produk bakery
  • Tambahkan vitamin A, B6, B9, B12, C, D, E, zink, selenium, folat, dan antioksidan baik dari makanan sumber maupun suplementasi
  • Diharapkan untuk selalu menjaga menjaga berat badan ideal dan pola hidup sehat karena kondisi obesitas, kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol dan kopi yang berlebihan, begadang, stress dan tidak olahraga akan meningkatkan risiko infertilitas serta komplikasi kehamilan dan persalinan.

Dengan demikian, dari hasil diskusi dengan Dokter Yohan, dapat disimpulkan bahwa para calon pengantin harus memperhatikan status gizi calon penganting karena gizi merupakan salah satu faktor penentu apakah keturunan yang dihasilkan rentan menjadi stunting atau mampu mencapai pertumbuhan dan perkembangan optimal. Hal yang paling menghkhawatirkan adalah kondisi anemia karena defisiensi besi atau folat. Ibu yang anemia akan melahirkan anak yang anemia pula dan ini menjadi salah satu penyebab stunting karena sel darah merah merupakan transport untuk mengantarkan zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh.

Sumber :

Buletin Jendela Informasi Situasi Balita Pendek ( Stunting) di Indonesia. Pusat Riset Data dan Informasi, Kementrian Kesehatan RI, semester 1 2018.

Wawancara tertulis tim Microsite SIGAP dengan Dr. Yohan Samudra SpGK-AIFO

buku saku Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon Pengantin, Kemenkes RI

Kesehatan Reproduksi & Pernikahan Dini

SIARAN PERS No. RILIS/071/B4/BKKBN/VIII/2019. www.bkkbn.go.id

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.