Anak Kerap Membantah, Bagaimana Menghadapinya?

 

Di usia ini Si Kecil sedang memiliki energi yang melimpah ruah, ide yang meluap, obrolan dan aktivitas yang sepertinya tidak pernah kehabisan baterai. Jika Ayah dan Bunda merasa di usia ini banyak sekali perdebatan antara orang tua dengan Si Kecil maka Si Kecil memasuki tahap perkembangan kognitif yang baik. Perdebatan ini biasanya terjadi karena kebutuhan anak akan sesuatu sudah makin besar, begitu pula dengan rasa mengutarakan apa yang diinginkannya.

Kesabaran Ayah dan Bunda diuji sekali di usia ini, ya. Akan tetapi jangan khawatir perkembangan ini semua wajar di usianya, kita kembangkan saja sesuai kebutuhannya. Untuk itu kita kenalan dulu dengan ciri perkembangan kognitif usia ini, yuk.

Kita mulai dari perkembangan anak dalam bermain karena permainan juga bagian dari perkembangan cara berpikir. Salah satu permainan yang tidak pernah tergerus zaman adalah puzzle. Puzzle mengajarkan fokus, konsentrasi dan melatih kemampuan berpikir anak. Akan tetapi puzzle juga ada standar yang mesti dilalui Si Kecil, di usia ini mulai 4 hingga 5 tahun setidaknya dapat menyelesaikan 12 sampai 18 keping puzzle. Tidak banyak, ya ternyata. Jika Si Kecil sudah dapat melakukan sampai sejumlah ini maka itu sudah cukup baik. Permainan lain yang juga dibutuhkan adalah permainan balok dan menyusun balok. Untuk balok besar Ayah dan Bunda dapat memantau Si Kecil menyusun hingga sedikitnya paling tidak lima kubus, untuk menyusun piramida setidaknya hingga 6 balok ke atas.

Salah satu pertanyaan yang sering diutarakan adalah kemampuan membaca, apakah anak usia mulai 4 tahun sudah semestinya mampu membaca? Sebetulnya tidak, ya Ayah dan Bunda. Usia ini justru yang diperhatikan apakah anak sudah dapat membedakan dasar bunyi-bunyian sebagai proses awal membaca. Ajaklah bermain mengenal bunyi yang ujungnya sama seperti ; kaki – baki, buku – baku, kaca – kayu, bata – baju. Ajak Si Kecil mengenal sebanyak-banyaknya rima depan kata atau rima belakang kata.

Kalau untuk menulis, Si Kecil sudah bisa kok menulis namanya, meskipun besar kecil hurufnya masih tidak beraturan tidak masalah, ya. Si Kecil memang baru ditahap meniru tulisan Ayah dan Bunda saja. Si Kecil juga mengenal simbol-simbol yang biasa dia lihat, seperti simbol untuk tempat pengisian bensin, simbol mini market, simbol bank dan atm, serta simbol lain sebagainya yang biasa ia lihat. Kosa kata Si Kecil juga bertambah seiring banyaknya perbedaharaan kata yang ia dengar dan ia lihat, salah satu stimulusnya adalah dari obrolan, tontotan dan buku bacaan.

Banyak anak yang menyukai buku bacaan dan mulai dapat membaca buku sederhana yang minim kalimat, atau buku cerita tanpa tulisan. Meskipun tanpa tulisan, anak tetap dapat berimajinasi mengenai apa yang ia lihat di gambar, pikirannya tetap mengolah kata, di sinilah peran orang tua diperlukan untuk memancing Si Kecil mengeksplorasi gambar di buku dan membuat cerita baru sesuai imajinasinya. Ayah dan Bunda bisa saja kebingungan mengenai aturan bahasa yang diperlukan Si Kecil di usia ini. Berikut stimulus bahasa yang dimiliki Si Kecil, ya.

Si Kecil sudah mulai diperkenalkan dengan konsep superlative, mengenai mana yang lebih besar, lebih kecil, paling tinggi, lebih tinggi, sama besar, sama kecil. Jadi banyaklah bercerita mengenai kisah yang melibatkan penggunaan ini. Dialog yang memunculkan konsep besar – kecil ini bisa, lho, dilakukan dimana-mana. Misal Ayah dan Bunda sedang di jalan, “Dek, pohon itu dan pohon sebelahnya lebih tinggi mana, ya?” atau saat di rumah, “Kak, tolong ambilkan sendok yang lebih besar dari ini, ya.” Sambil memberikan bentuk sendok yang lebih kecil. Kemampuan membedakan besar kecil merupakan perkembangan kognitif yang mesti dipelajari anak usia 4 – 5 tahun. Seru, kan. Ayah dan Bunda dapat melakukan stimulus dari kegiatan sehari—hari. Dari stimulus ini maka akan bermunculan jawaban-jawaban juga bantahan yang tidak terduga dari Si Kecil. “Ini juga besar, Bun.” Sambil mengambil sendok lain yang tidak sesuai harapan Bunda. Jangan kesal dulu, Bun. Gagasan dan ide cemerlang memang selalu hadir sesuai dengan stimulus yang baik, kok. Anak tidak sedang berniat membantah, namun cara berpikirnya sedang berproses. Hadapi sebagai sebuah tanda perkembangan yang baik, ya Ayah dan Bunda.

Sumber :

McCartney, K., Phillips, D. E. J., & Pick, A. D. (2006). Early childhood development.. Blackwell Publishing.

Papalia, D.E, Martorell, G. (20XX) Experience Human Development McGraw-Hill International Edition.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.